Jurnalmaritim.id | Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia sudah sewajibnya memperhatikan nasib para nelayan.
Orang nomor satu di Kementerian BUMN ini menegaskan kesejahteraan nelayan harus lebih ditingkatkan.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Erick Thohir mengatakan peran nelayan sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia.
Apalagi sumber terbesar protein nasional berasal dari produk ikan dan makanan laut yang dihasilkan oleh para nelayan.
Eks Presiden Inter Milan itu mengungkapkan potensi maritim di Indonesia sangatlah besar.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Erick Thohir mengambil contoh bagaimana Indonesia bisa menghasilkan potensi perikanan darat hingga tiga juta ton hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Tidak berhenti di situ, potensi perikanan laut di Tanah Air juga terhitung sangat fantastis. Indonesia mampu menghasilkan hingga 12,54 juta ton setiap tahunnya.
Erick Thohir mengatakan potensi maritim yang sangat besar ini seharusnya bisa dimanfaatkan bagi kesejahteraan nelayan.
“Sebagai negara maritim terbesar di dunia, bangsa kita tidak boleh memunggungi nasib nelayan. Bahkan, kita tidak bisa bicara soal kedaulatan pangan tanpa melibatkan peran nelayan,” ujar Erick Thohir.
Untuk mendorong agar nelayan lebih sejahtera, Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini menyiapkan ekosistem usaha bagi mereka.
Erick Thohir menyiapkan tiga inisiatif, yaitu bantuan pendanaan, kemudian tata kelola BBM, dan yang terakhir menyediakan akses pasar yang besar dan mudah untuk menampung hasil laut para nelayan.
“Karena itu BUMN sedang berjuang menciptakan ekosistem usaha yang berpihak pada kesejahteraan nelayan, terutama nelayan kecil dan tradisional,” pungkasnya. [jat]