Jurnalmaritim.id | Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan komitmen dan kontribusi Indonesia di maritim dunia, khususnya di tengah pandemi Covid-19 pada hari kedua Sidang Majelis International Maritime Organization (IMO) ke-32 yang dihadiri 175 negara anggotanya secara virtual pada hari Selasa (7/12).
Dalam pernyataan yang disampaikannya di hadapan seluruh perwakilan negara IMO, Budi mengatakan bahwa Covid-19 menimbulkan dampak yang sangat besar pada dunia maritim, yang merupakan tulang punggung dari perdagangan dan perekonomian dunia.
Baca Juga:
Kemenkeu Bekukan Anggaran Rp50,14 Triliun Melalui Kebijakan Automatic Adjustment
"Pandemi ini memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya peran pelaut sebagai pekerja kunci di dunia maritim untuk menjaga agar pelayaran dan supply chain global terus berjalan," kata Budi dalam keterangannya, Rabu (8/12/2021).
Oleh karena itulah, Indonesia mengangkat isu penting ini ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk diadopsi dalam resolusi Majelis Umum PBB tentang Kerjasama Internasional untuk Mengatasi Tantangan yang Dihadapi oleh Pelaut sebagai akibat dari Pandemi Covid-19, pada 1 Desember 2020.
Selain itu, Budi juga menyampaikan komitmen penuh Indonesia dalam mendukung proses crew change dan repatriasi pelaut untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan para pelaut.
Baca Juga:
Berkali-kali Tertunda, Netanyahu Akan Diadili atas Tuduhan Korupsi
"Indonesia telah mempersiapkan dan menyediakan sebanyak 11 pelabuhan untuk aktivitas crew change dan repatriasi. Sejalan dengan Resolusi IMO MSC.473, Indonesia, hingga saat ini, telah melakukan repatriasi sebanyak lebih dari 60.000 Pelaut dan memfasilitasi lebih dari 8.000 crew change, baik untuk pelaut berkebangsaan Indonesia maupun pelaut berkebangsaan lain," jelas Budi.
Indonesia juga berkomitmen penuh dalam mendukung kemajuan dan peningkatan kompetensi para pelaut dengan terus memperkuat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan konvensi-konvensi IMO.
Pada kesempatan tersebut, Budi juga menyampaikan kontribusi serta inisiatif yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai anggota Dewan IMO selama dua tahun terakhir, di antaranya adalah dengan turut berperan aktif dalam program-program jangka panjang IMO, seperti Marine Environment Protection of the South East Asian Seas (MEPSEAS), GloFouling Partnership Project, GloLitter Partnerships Project dan juga Blue Solutions Project.