Jurnalmaritim.id | TNI Angkatan Laut (AL) memiliki alat utama sistem senjata (alutsista) KRI Bontang-907 yang merupakan kapal jenis bantu cair minyak (BCM).
Dilansir dari Majalah Cakrawala Edisi 448 Tahun 2020 terbitan Dinas Penerangan Angkatan Laut, KRI Bontang-907 memperkuat jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmada I.
Baca Juga:
Danlantamal IX Buka Latihan Uji Terampil Pangkalan
Peran TNI AL yang sangat krusial dalam pertahanan negara di laut membutuhkan kemampuan dan kekuatan alutsista yang memadai.
Suplai logistik bahan bakar
Kemampuan dan kekuatan tersebut diwujudkan dalam bentuk kesiapan kondisi teknis alutsista yang selalu siap dalam melaksanakan tugas operasi. Kesiapan kondisi teknis hanya dapat terwujud melalui dukungan logistik yang optimal salah satunya adalah bahan bakar cair.
Baca Juga:
Dua Pejabat Tinggi di Bakamla RI Resmi Dilantik
Mengingat pentingnya logistik dalam hal ini bahan bakar cair dalam suatu pertempuran atau operasi pertahanan laut dalam rangka mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka TNI AL meluncurkan KRI Bontang-907 untuk menjadi perkuatan dalam melaksanakan tugas-tugas operasional.
Hal itu dikarenakan kapal-kapal TNI Angkatan Laut yang sedang beroperasi dan tetap berada di laut tanpa harus kembali ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lainnya.
Spesifikasi KRI Bontang-907
KRI Bontang-907 memiliki spesifikasi panjang mencapai 125,5 meter, mempunyai tinggi 30 meter, dan dirancang sanggup berlayar selama 30 hari non-stop.
Kapal perang ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal dapat mencapai 18 knot serta membawa 109 orang awak. KRI Bontang-907 dibekali persenjataan untuk pertahanan terbatas, antara lain dua pucuk kanon kaliber 20 mm dan 2 pucuk senapan mesin berat kaliber 12,7 mm.
Lebih lanjut, KRI Bontang-907 merupakan kapal perang produksi anak bangsa, yakni dari PT Betamec Shipyard, Batam.
Dari segi desain, KRI Bontang-907 dirancang sanggup melaksanakan pengisian bahan bakar di tengah laut, sembari kapal sedang melaju, yakni lewat sistem Replenishment At Sea (RAS).
Sementara itu, dari segi kapasitas angkut bahan bakar, KRI Bontang-907 mempunyai punya kapasitas angkut 5.500 meter kubik BBM.
Tugas KRI Bontang-907
Guna mendukung misi operasi, KRI Bontang-907 dilengkapi dengan geladak untuk didarati helikopter ukuran sedang, namun sayangnya tidak ada fasilitas hangar.
Kehadiran KRI Bontang-907, menambah daftar kapal tanker TNI AL yang kini terdiri dari KRI Tarakan-905, KRI Balikpapan-901, KRI Sambu-902, KRI Arun-903, KRI Sungai Gerong -906, dan KRI Sorong-911.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji (pada saat itu) mengatakan, pembangunan KRI Bontang adalah suatu program pembangunan kekuatan TNI yang telah dirancang dalam program lima tahunan. Teknisnya, KRI Bontang-907 akan membantu ketahanan kapal-kapal TNI AL yang sedang beroperasi di laut.
Jika selama ini KRI yang beroperasi kembali dulu ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lain, kini dengan adanya KRI Bontang-907, kapal-kapal TNI AL tersebut bisa tetap berada di laut.
KRI Bontang-907 yang akan membantu untuk menyuplai BBM. Sehingga operasi pertahanan wilayah oleh kapal-kapal TNI AL dapat bertahan lebih lama di laut. [jat]