Jurnalmaritim.id | Kehadiran KRI Golok bisa memperkuat penjagaan Natuna Utara dari gangguan coast guard China.
Apalagi KRI Golok mempunyai kecepatan tinggi yang bisa dengan mudah mengejar posisi coast guard China di Natuna Utara.
Baca Juga:
Bakamla RI Rayakan HUT ke-18
Hal ini karena desain trimaran KRI Golok yang membuatnya lincah di atas air, sedangkan coast guard China yang ditugasi mondar-mandir di Natuna Utara masih menggunakan lambung kapal konvensional.
Penjagaan maritim Indonesia sebenarnya bukan tugas TNI AL semata.
Ada Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia yang punya tugas menegakkan hukum laut Indonesia di wilayah NKRI.
Baca Juga:
Untuk Pertama Kali, Bakamla RI Terima Courtesy Call Duta Besar Jerman
Bakamla juga dilengkapi dengan kapal penjaga pantai berjenis Offshore Patrol Vessel (OPV).
Bedanya dengan KRI TNI AL, kapal KN Bakamla tak dilengkapi senjata semacam rudal atau meriam laut.
Salah satu kapal Bakamla yang jadi flagship ialah KN Tanjung Datu.
Dikutip dari bakamla.go.id, KN Tanjung Datu mempunyai panjang 110 meter.
Bobotnya mencapau 2.400 ton yang ditenagai dengan mesin diesel generator yang mampu membawanya melaju secepat 20 knot.
KN Tanjug Datu mampu menerjang ombak setinggi lima meter tanpa masalah berarti.
Spesifikasi tersebut membuatnya dicap sebagai kapal Ocean Going.
Di dek kapal, KN Tanjung Datu mampu membawa helikpter NBell-412 sehingga bisa memberikan visibilitas dari udara apabila diperlukan.
Hebatnya KN Tanjung Datu merupakan kapal coats guard buatan dalam negeri PT Palindo Marine Shipyard, Batam.
Bakamla memang kerap memakai kapal buatan dalam negeri untuk menjaga wilayah laut Indonesia, patut diapresiasi.
Bahkan Bakamla sudah dibuatkan kapal cepat serupa KRI Golok dengan desain 80 persen identik.
Hal itu diketahui dari situs ptlundin.com dimana PT Lundin Industry Banyuwangi sudah membuat rancang bangun kapal trimaran OPV khusus Bakamla.
Nampak desain trimaran yang meminimalkan pantulan radar sehingga berkesan siluman di desain OPV tersebut.
Dikutip dari ptlundin.com, bahan lambung kapal dibuat dari Serat Karbon Komposit Anvanced Vacum Infused.
OPV ini mempunyai panjang 62,53 m dan lebar 16 m.
Kecepatannya cukup tinggi, mencapai 30 knot dengan daya jelajah sejauh 2000 Nautical Mile pada kecepatan ekonomis 16 knot.
Senjata yang dipasangkan di sana ada senapan mesin 12,7 mm dan 7,62 mm.
Tapi nampak di haluan ada kompartemen kosong yang disinyalir bisa diisi meriam laut kaliber 40-70 mm..
Varian OPV 63 m ini didasarkan pada desain Trimaran yang mampu menembus gelombang yang sama, efisien, dan stabil, yang memiliki keunggulan tersendiri karena mampu mempertahankan kecepatan rata-rata yang lebih tinggi di laut yang bergelombang.
Ini sangat penting ketika terlibat dalam pengejaran dan penyadapan, dan dalam tugas SAR darurat.
Perbedaan utama adalah konfigurasi super-struktur yang memungkinkannya menjadi platform multi-peran yang sebenarnya.
Karena perannya sebagai kapal coast guard, OPV besutan PT Lundin ini meniadakan ruangan untuk rudal anti kapal.
Sebagai gantinya ia dilengkapi segala kebutuhan sebagai kapal patroli lepas pantai dan SAR.
Membuatnya jadi kapal serba guna.
"Ruang komando yang ditinggikan memberikan visibilitas yang sangat baik, dan tanpa rudal, peningkatan volume di super-struktur memungkinkan ruang untuk kompartemen khusus untuk Pusat Operasi, pelatihan atau pertemuan, klinik, ruang interogasi, sel tahanan, dan bahkan tempat duduk untuk korban bencana atau bantuan kemanusiaan staf.
Bagian belakang yang luas dapat digunakan untuk helo transfer, mengoperasikan UAV, RAS, dan pemadam kebakaran. Dan buritannya dilengkapi dengan jalur perahu yang menampung RIB 12m, ditambah dua platform naik dekat dengan garis air untuk kapal kecil, penyelamatan, dan operasi menyelam," papar ptlundin.com.
Namun sayangnya Bakamla belum memesan kembaran KRI Golok ini, jika nantinya sudah ada maka bisa head to head dengan coast guard China yang menganggu di Natuna Utara. [jat]