Jurnalmaritim.id | Kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle) merupakan wilayah dengan biodiversitas ikan tertinggi di dunia.
Menurut Peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Fione Yukita Yalindua, tingkat diversitas yang tinggi merupakan hasil dari proses evolusioner yang disebut dengan spesiasi.
Baca Juga:
Pemerintah Lebanon Setujui Kesepakatan Perbatasan Maritim dengan Israel
Dalam dua dekade terakhir, penelitian dengan menggunakan pendekatan molekular menunjukkan bahwa pentingnya peran tiga model spesiasi seperti spesiasi alopatrik, simpatrik dan parapatrik dalam menjelaskan diversifikasi/ keanekaragaman ikan karang.
Baik yang terjadi di masa lalu, sekarang dan masa mendatang.
Secara biogeografis model yang berkaitan dengan petunjuk biodiversitas di kawasan segitiga terumbu karang meliputi:
Baca Juga:
Festival Maritim Labuan Bajo 2022 Bakal Digelar pada 21-23 Oktober 2022
1) model pusat asal-usul (center of origin),
2) model pusat tumpang tindih (center of overlap),
3) model pusat akumulasi (center of accumulation),
4) model pusat pertahanan (center of survival/refugia) dan
5) the mid domain effect/null model.
Berbagai ahli berpendapat bahwa untuk menjelaskan peran biogeografis terhadap biodiversitas ikan di kawasan segitiga terumbu karang tidak bisa hanya dijelaskan oleh satu model saja.
Namun kemungkinan besar merupakan kombinasi dan variasi dari beberapa model yang telah dijelaskan di atas.
Masing-masing model memberikan kontribusi terhadap peran kawasan segitiga terumbu karang sebagai pusat biodiversitas ikan karang dunia, baik sebagai wilayah dengan kondisi geologis yang unik yang menyediakan habitat beragam bagi ikan karang.
Selain itu menyediakan kestabilan habitat dan lingkungan bagi ikan karang.
Sehingga konservasi terhadap wilayah ini perlu dilakukan bukan hanya untuk mencegah kerusakan habitat dan kepunahan spesies ikan.
Namun juga menjaga kawasan ini agar tetap menjadi tempat yang potensial untuk peristiwa evolusioner di masa yang akan datang. [jat]