Jurnalmaritim.id | Filipina resmi memesan kembali kapal perang LPD (Landing Platform Dock) buatan Indonesia.
Ini menjadi pesanan kedua Filipina setelah di 2016-2017 lalu mereka menerima dua unit kapal perang LPD serupa buatan PT PAL Indonesia.
Baca Juga:
Menko Yusril Ungkap Presiden Filipina Bakal Ubah Hukuman Mary Jane
Dikutip dari laman resmi PT PAL Indonesia, Departemen Pertahanan Filipina resmi memilih PT PAL Indonesia sebagai penyedia proyek Landing Dock melalui Notice of Award (NoA).
PT PAL Indonesia dipercaya membuat dua unit kapal LPD oleh AL Filipina, karena kepuasan pemerintah Filipina dan AL Filipina atas pengoperasian dua unit LPD atau Strategic Sealift Vessel (SSV) yang telah diserahterimakan oleh PT PAL beberapa tahun lalu.
Sekadar informasi, pada 2016 dan 2017 lalu PT PAL Indonesia telah mengirimkan dua unit kapal SSV kepada AL Filipina. BRP Tarlac-601 dikirim pada 2016, dan BRP Davao Del Sur-602 setahun setelahnya.
Baca Juga:
Menko Yusril Ungkap Napi WNI Paling bBanyak ddipenjara di Malaysia dan Arab
Nah, dua kapal LPD baru yang dipesan Filipina kemungkinan besar spesifikasinya tak jauh berbeda dengan sebelumnya.
Rencananya kapal LPD ini memiliki dimensi panjang 123 meter, tinggi 21 meter, dengan berat sebesar 7.200 ton serta memiliki cruising endurance selama 30 hari.
“Pengadaan kapal Landing Dock (LD) kali ini mengakomodasi penyesuaian kebutuhan dari Department of National Defense (DND) Filipina saat ini. Ddengan perubahan minor pada platform kapal. Nantinya kapal LD ini diharapkan siap bertugas hingga sea state 6. Serta kapabilitas pengoperasian perlengkapan fasilitas kapal pada sea state 4,” tulis pernyataan resmi PT PAL Indonesia.
Melansir detikcom, kapal LPD atau SSV merupakan kapal angkut. Dengan kemampuan menerjunkan pasukan pendarat tempur secara cepat dan masif di area pantai garis depan musuh.
Kapal ini jadi kapal pendukung Operasi Militer Perang dan pada masa damai kapal tersebut dapat difungsikan dalam Operasi Militer Selain Perang.
Dalam misi OMSP, kapal SSV dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian.
Serta pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Tidak terbatas pada scope tersebut, kapal SSV juga memiliki tugas pelaksanaan misi naval diplomacy.
Kapal SSV Filipina buatan Indonesia mampu mengangkut maksimal 621 personel dan 12 unit kendaraan militer, dan mengakomodasi 3 helikopter.
Masing-masing dilengkapi dengan dua unit wahana pendarat (LCU) 23 meter untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur di wilayah pantai musuh.
Dan 2 unit Rigid Hull Inflatable Boats (RHIB) untuk melaksanakan misi strategis anti terorisme laut dan inspeksi. Jangkauan operasi kapal ini minimal 7.500 mil laut. [jat]