Jurnalmaritim.id | Pengurus Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan (DPN PKP) melakukan anjangsana ke Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) Pusat di Jalan Tabah Raya No 01 Komplek TNI AL Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (18/1/2022).
Kunjungan Ketua Umum PKP Mayjen TNI (Purn) Dr H Yussuf Solichien M, MBA,PhD itu disambut oleh Ketua Umum PPAL Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji , SE, MM, dan Wakil Ketua Umum Laksdya TNI (Purn) Budhi Hardjo, Sekjen Laksdya TNI (Purn) Dr Agus Setiadji, SAPMA dan pengurus lainnya.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Ketua Umum PKP didampingi Waketum PKP Mayjen TNI (Purn) Aslizar Tanjung , MBA, PhD dan Sekjen PKP Irjen Pol (Purn) Dr Syahrul Mamma, SH, MH, Bendahara Umum Ellen Sukmawati, SH, MKn dan beberapa pengurus DPN PKP lainnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PPAL Siwi Sukma Adji menjelaskan bahwa PPAL pada saat ini ada di seluruh Indonesia dan punya lebih dari 200 rayon PPAL yang berada di kabupaten/kota di dekat pangkalan dan pos-pos Angkatan Laut dengan anggota lebih dari 100 ribu orang.
Oleh karena itu, PKP bisa bekerja sama dengan rayon-rayon PPAL di daerah masing-masing.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
PKP mengajak PPAL untuk memberikan masukan dan saran kepada pemerintah dan komponen bangsa lainnya untuk segera memanfaatkan potensi maritim yang sangat besar yang mencapai lebih dari Rp14.000 triliun untuk kepentingan rakyat banyak.
“Dalam waktu dekat PKP dal PPAL sepakat akan melakukan kerja sama di bidang maritim, khususnya akan menyelenggarakan webinar tentang isu-isu kritis di bidang maritim, terutama bagaimana kebijakan dan upaya bersama dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Nelayan Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPN PKP Yussuf Solichien menyampaikan kekhawatirannya atas nasib bangsa Indonesia ke depan, adanya megatrend empat kekuatan dunia sangat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Yaitu kemajuan dan lompatan teknologi yang sangat cepat, globalisasi yang terus meluas yang menghasilkan keterbukaan demokratisasi, pasar bebas dan dunia tanpa batas (borderless world),” ungkapnya.
Sambung Yussuf, demografi jumlah penduduk dunia yang kian bertambah yang memerlukan tambahan ruang hidup yang tidak menutup kemungkinan menimbulkan invasi militer terhadap negara tetangga, serta isu lingkungan hidup terutama tentang perubahan iklim dan dekarbonisasi.
“Apabila bangsa Indonesia tidak siap terhadap megatren tersebut, maka kita akan menjadi bangsa pecundang dan akan menjadi budak, bangsa lain terutama di bidang ekonomi dan politik,” tegas mantan Komandan Denjaka tersebut.
PKP sebagai Rumah Besar Para Pejuang dan sebagai Benteng Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, juga mengajak PPAL untuk berjuang bersama menegakan keadilan, memelihara persatuan bangsa serta menjaga integritas dan kelangsungan hidup bangsa. [jat]