Jurnalmaritim.id | Australia menuntut China melakukan investigasi penuh prihal insiden pembidikan laser oleh kapal perang Beijing terhadap pesawat militer Canberra.
Hal itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison pada Senin (21/2/2022).
Baca Juga:
Lokasi Sempat Terdeteksi, 11 Warga Sukabumi Disekap di Wilayah Konflik Myanmar
Menurutnya, Canberra belum menerima penjelasan dari Beijing atas insiden pada Kamis lalu, yang dianggap oleh Australia sebagai tindakan berbahaya dan sembrono.
Kementerian Pertahanan Pemerintah Morrison mengatakan kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-N) China berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Australia ketika membidikkan laser ke pesawat militer Australia yang terbang di atas, menerangi pesawat dan berpotensi membahayakan nyawa.
P-8A Poseidon—sebuah pesawat patroli maritim—mendeteksi laser yang berasal dari kapal perang PLA-N. Kementerian itu telah merilis foto-foto dua kapal China yang berlayar di dekat pantai utara Australia.
Baca Juga:
Kasus Bullying PPDS, Menkes Minta Semua Fakultas Kedokteran Investigasi
Keduanya, yakni kapal perusak peluru kendali dan kapal transportasi amfibi, sedang berlayar ke timur melalui Laut Arafura antara New Guinea dan Australia pada saat kejadian. Mereka lantas melewati Selat Torres yang sempit.
“Mungkin orang bahkan bisa melihat kapal [China] dari daratan kami,” kata Morrison kepada wartawan di Tasmania.
"Australia telah menyerukan melalui saluran diplomatik dan pertahanan untuk investigasi penuh atas peristiwa ini," ujarnya di stasiun radio lokal, seperti dikutip Reuters.
Dia membandingkan insiden itu dengan situasi hipotetis dari fregat Australia yang mengarahkan laser ke pesawat pengintai China di Selat Taiwan.
"Bisakah Anda membayangkan reaksi mereka terhadap itu di Beijing?" tanya Morrison.
Kedutaan China di Canberra tidak menanggapi permintaan komentar. Pemerintah di Beijing juga belum berkomentar secara terbuka tentang insiden itu. [jat]