Jurnalmaritim.id | Badan Keamanan Laut (Bakamla) menggelar program kerja sama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) atau Kantor PBB Urusan Obat-obatan dan Kejahatan.
Program tersebut merupakan latihan Visit, Board, Search and Seizure (VBSS) Internasional.
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia mengatakan latihan Visit, Board, Search and Seizure (VBSS) Internasional merupakan salah satu upaya mengantisipasi berbagai bentuk kejahatan maritim.
"Ancaman kejahatan maritim yang semakin kompleks sebagai dampak perkembangan teknologi dan globalisasi hanya bisa dihadapi dengan profesionalisme sumber daya manusia," kata dia melalui keterangannya, Sabtu (25/6).
Jenderal bintang tiga itu menilai tak ada cara lain selain meningkatkan kompetensi sumber daya manusia untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks tersebut.
Baca Juga:
Kepala Zona Bakamla Tengah Laksanakan Courtesy Call ke Mapolda Sulsel
Aan menilai Tim VBSS juga harus meningkatkan kapasitas.
"Tujuannya, mengantisipasi tindak pelanggaran hukum di atas atau lewat kapal," ujar dia.
Latihan VBSS akan diselenggarakan selama delapan tahap yang rencananya diikuti tujuh peserta perwakilan dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Bangladesh.
Untuk tahap satu, pelatihan dimulai pada 24 Juni hingga 6 Juli 2022 yang diikuti secara langsung peserta dari Indonesia dan Malaysia. Negara lain juga mengikuti program itu secara virtual.
Keseluruhan latihan direncanakan selesai pada November 2022 mendatang.
Upacara pembukaan dihadiri Regional Program Cooperation GMPC-UNODC Shanaka Jayasekara, pejabat utama Bakamla, kementerian, dan lembaga terkait di wilayah. [jat]