September 2015 beredar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena bisa membuat utang pemerintah membengkak. Namun belakangan Jokowi menyanggah kabar tersebut.
Jepang pun langsung merespons dengan menawarkan pengurangan 50% yang harus dijamin oleh negara. China juga tidak mau kalah. Negeri Tirai Bambu menawarkan penghapusan seluruh syarat jaminan negara dan mengusulkan transaksi neraca di luar pemerintah.
Baca Juga:
Proyek Saluran Pulomas Utara Disorot, Abdul Rauf Gaffar Terancam Dilaporkan ke APH
Singkat Cerita, pemerintah akhirnya memilih China menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Kemudian China Development Bank akan meneruskan pinjaman ke sebuah perusahaan yang dibentuk atas patungan China dan Indonesia. Pada 2017 CDB meneken perjanjian pinjaman senilai US$ 3,96 miliar dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang 60% saham dimiliki oleh Indonesia dan 40% China untuk mengerjakan proyek kereta cepat ini. (JP)