“Jalan-jalan produksi seperti Kebun Jeruk di Sumatera Utara yang harus jadi prioritas,” kata Menteri Basuki.
Sementara lingkup pekerjaan road construction manager meliputi pelaksanaan, pengawasan teknis konstruksi dan pasca konstruksi (kerapian). Di samping itu, Menteri Basuki mengatakan Kepala BBPJN/BPJN juga berperan sebagai road programmer.
Baca Juga:
Menteri PUPR: Pembangunan Kartasura-Klaten Tuntas Akhir Agustus 2024
“Sebagai road programmer orientasinya pada kualitas, fungsi wilayah dan estetika,” ucap Menteri Basuki.
Pada kesempatan ini Menteri Basuki juga menekankan pentingnya estetika penataan jalan. “Ke depan kita bisa lebih perhatikan estetikanya, seperti di Tol Cisumdawu bisa ditanami tumbuhan. Kita harus punya kemauan dan kepedulian untuk lingkungan,” tambah Menteri Basuki.
Senada dengan Menteri Basuki, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian juga menekankan peningkatan estetika.
Baca Juga:
PUPR Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada Laporan Keuangan Tahun 2023
“Bapak Menteri memberi contoh, di negara lain tidak ada lereng yang tidak tertutup tanaman hijau. Ini bagian dari beautifikasi. Ke depannya pagar-pagar tol bisa kita pakai tanaman rambat,” ucap Hedy.
Di samping itu, Hedy juga menekankan tentang kualitas. Ke depannya diharapkan proses desain dapat dipercepat dari 6 bulan menjadi 2 bulan. “Platformnya harus menggunakan building information modelling (BIM), harus computer aided dan mapping menggunakan LIDAR,” tutup Hedy.
Hedy berharap melalui raker ini bisa ditemukan solusi atas hambatan yang dialami pada TA 2022 sehingga dapat dilakukan percepatan pembangunan jalan dan jembatan. [JP]