Forjasida.id | PT Brantas Abipraya (Persero) membuktikan komitmennya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang konstruksi yang selalu ada untuk Indonesia.
Dukungan infrastruktur yang digarap Brantas Abipraya merupakan solusi atas permasalahan di masyarakat seperti banjir, kekeringan dan ketahanan pangan.
Baca Juga:
Dorong Pariwisata Bali, Proyek Pembangunan Taman Segara Kerthi Dikebut
Diantaranya dua proyek yang dikunjungi Dewan Komisaris dan Komite Brantas Abipraya, yaitu Proyek Pembangunan Sarana Pengendali Banjir Sungai Bogowonto dan Anak Sungainya, serta Proyek Pembangunan Bendungan Bener di Jawa Tengah.
“Perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air (SDA) di Indonesia. Kami pastikan dua proyek ini dapat tuntas tepat waktu dan berkualitas unggul”, ujar Haryadi, Komisaris Utama Brantas Abipraya.
Haryadi menambahkan, nantinya proyek Bogowonto yang berlokasi di Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan proyek Bendungan Bener yang terletak di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah itu akan menjadi pengendali banjir untuk kawasan Bandara Internasional Yogyakarta dan sekitarnya.
Baca Juga:
Proyek Pembangunan Hunian Tetap Cianjur Dikebut, Siap Dihuni Sebelum Lebaran
Tak hanya itu, juga menjadi sarana pengendali banjir untuk mendukung pengembangan kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur. Sedangkan Bendungan Bener, disamping sebagai sarana pemasok air baku, irigasi sawah, dan pengendali banjir, juga menjadi sarana pariwisata pembangkit listrik EBT bagi Jawa Tengah.
Pada kesempatan yang sama, Haryadi mengatakan bahwa Abipraya sebagai BUMN yang menjadi champion dalam pembangunan bendungan dan infrastruktur air ini mengatakan, bahwa Bendungan Bener akan menjadi bendungan tertinggi di Indonesia.
Bendungan Bener merupakan proyek strategis nasional (PSN). Berada di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Bendungan ini memiliki ketinggian 159 meter, panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah sekitar 290 meter. Bendungan ini nantinya akan mengairi lahan pertanian seluas 15.069 hektare dengan debit banjir 210 m3/detik.