"Pelaksanaan flushing di musim hujan merupakan salah satu bentuk penanganan risiko, terutama terkait penghentian alokasi air irigasi. Di musim ini kebutuhan air irigasi dapat tercukupi dari curah hujan, sehingga flushing Wlingi - Lodoyo ini tidak mengganggu kebutuhan air irigasi."
Seluruh tahapan, menurut Milfan telah dipersiapkan secara matang. Mulai dari penyusunan jadwal kegiatan, koordinasi internal maupun lintas sektor, penyiapan dan pengoperasian alat berat, inspeksi keamanan bendungan, hingga pengukuran echosounding serta pengambilan sampel kualitas air dan sedimen di waduk.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Saat ini sedang kami lakukan perhitungan efektivitas pelaksanaan flushing, evaluasi kegiatan dari pengukuran echosounding dan pengambilan sampel kualitas air pasca flushing menjadi tolok ukur berapa kubik volume tampungan yang berhasil dipulihkan. Nantinya hasil evaluasi akan Kami laporkan kepada Kementerian PUPR sebagai Kementerian teknis sekaligus pemilik aset." ucap Milfan.
Lebih jauh, beliau menyampaikan bahwa kegiatan flushing Wlingi-Lodoyo, selain dapat mengembalikan volume efektif waduk Wlingi juga dapat mengurangi degradasi dasar sungai di Brantas tengah melalui transport sedimen yg terjadi.
Menutup pembicaraan, Direktur Operasional PJT I menyampaikan bahwa kegiatan flushing Wlingi - Lodoyo 2022 telah selesai dilaksanakan dengan baik, beliau mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung kelancaran selama pelaksanaannya.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Penerapan protokol kesehatan yang ketat sepanjang kegiatan juga dilakukan untuk mendukung upaya dalam menekan angka penularan penyebaran Covid-19. [JP]