Berkatnews.id | Optimisme masyarakat Bali terhadap keadaan ekonomi pada September 2022 turun imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terhadap kondisi ekonomi pada September berada di angka 142 poin, turun tujuh poin jika dibandingkan dengan keyakinan konsumen pada Agustus yang berada di angka 149 poin.
Baca Juga:
Kemendagri: 40 Pemerintah Daerah Terapkan Kebijakan Transfer Fiskal Berbasis Ekologi
Menurunnya keyakinan konsumen pada September 2022 disebabkan oleh naiknya harga BBM yang berdampak terhadap naiknya harga komoditas pokok yang dibutuhkan masyarakat setiap hari.
Kepala Perwakilan BI Bali, Trisno Nugroho, menjelaskan meskipun keyakinan konsumen turun, masih tetap berada pada zona optimistis karena berada di atas IKK nasional dengan angka 117 poin.
“Indeks Keyakinan Konsumen Bali termoderasi karena naiknya harga BBM sejak September, tetapi angka IKK Bali masih kategori optimistis,” jelas Trisno melalui keterangan resminya, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga:
5 Langkah Melatih Diri agar Bermental Tangguh dan Tak Gampang Stres
BI juga mencatat menurunnya keyakinan konsumen di Bali pada September 2022 dipengaruhi oleh melambatnya persepsi ekonomi saat ini, yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) Bali pada September 2022 sejumlah 133,7 poin atau turun dibanding Agustus 2022 yang tercatat 138,5 poin.
Seluruh komponen pembentuk indeks keyakinan ekonomi juga turun pada September 2022, terutama indeks penghasilan yang turun sebesar -7,0 poin.
Selain itu, indeks ketersediaan lapangan kerja dan indeks pembelian barang tahan lama juga menurun masing-masing -5,0 dan -2,0 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Ekspektasi konsumen terhadap ekonomi Bali juga turun menjadi 150,3 poin jika dibandingkan dengan Agustus 2022 IEK Bali masih di angka 159,5 poin.
“Seluruh komponen pembentuk IEK pada September 2022 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yakni perkiraan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha enam bulan yang akan datang,” kata Trisno. [jat]