Berkatnews.id | Sejumlah usaha rakyat terus berinovasi menghadapi pandemi Covid-19. Salah satunya yang dilakukan Purwanto (42), salah satu yang memiliki bisnis peti jenazah.
Hebatnya lagi, peti jenazah karya Purwanto ternyata sudah merambah pasar ekspor.
Baca Juga:
Ini 5 Negara Tidak Pernah Dijajah, Ada Tetangga Indonesia
Yang lebih unik, peti jenazah ini dibuat dari bahan ramah lingkungan, mulai dari rotan, eceng gondok, mendong, rami, pelepah pisang, dan aneka bahan alam lain yang ramah lingkungan. Karena itu, Purwanto menyebutnya green coffin.
Produk seperti itu diminati pasar Eropa hingga Amerika Serikat, negara-negara yang kesadaran terhadap lingkungannya relatif sudah tinggi.
Kayu-kayu sebagai rangka penguat peti menggunakan kayu yang sudah memiliki sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu), sebagai syarat untuk bisa masuk ke pasar Eropa.
Baca Juga:
Hasil Survei: Warga Eropa Tak Yakin Ukraina Bisa Taklukkan Rusia
Dari bisnis ini, Purwanto bisa mempekerjakan kurang lebih 100 orang dipabriknya, yang berlokasi di Desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah. Usahanya yang bernama Eco Green, punya pasar tetap di Eropa dan Amerika Serikat.
"Saya memulai bisnis ini pada tahun 2002. Permintaannya terus naik dari tahun ke tahun. Apalagi setelah kami mendapat pendampingan dan pembinaan, juga dibantu mencari pasar dan permodalan" ujarnya, Sabtu (15/1/2022).
Melalui APIKRI, Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Indonesia, asosiasi di mana Purwanto bergabung, tiap bulan setidaknya 3 kontainer berisi peti mati dikirim ke luar negeri.