Setyo Budiawan, petani asal Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar juga mengungkapkan hal senada. Ia mengaku menggunakan pupuk alami buatan Gapoktan setempat untuk menyiasati langkanya pupuk subsidi. Pupuk yang dibuat yakni pupuk biosaka, yang terbuat dari rumput, dicampur dengan air lalu dihancurkan.
"Setelah itu bisa langsung digunakan di lahan untuk semua jenis tanaman. Untuk pemilihan rumput harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia, dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif," ujarnya.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
Menurut Setyo, pupuk biosaka tidak hanya untuk tanaman padi, juga bisa digunakan untuk tanaman lain seperti kopi, alpukat, durian, jagung, dan kedelai.
"Saya pakai pupuk ini sejak tahun 2021, dan hasilnya bagus. Cara gunakannya mudah, tinggal di semprot dari mulai nol hari sampai enam kali semprot," kata dia.
Meski demikian, ia tetap berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan permasalahan kelangkaan pupuk subsidi. Ia juga meminta pemerintah melakukan penyempurnaan dan verifikasi data petani pada Sistem e-RDKK, dengan cara integrasi dengan NIK yang dikelola Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Kemendagri. [jat]