Berkatnews.id | Polemik yang menghimpit para petani terkait pupuk subsidi, menjadi perhatian anggota DPRD provinsi Jatim DR drs Agus Dono Wibawanto M Hum.
Langkanya ketersediaan pupuk, dan jika adapun, harganya melangit. Hal tersebut menimbulkan berbagai dampak terhadap petani. Sementara, jika tiba saatnya panen raya, harga gabah merosot.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
Suatu peristiwa yang tidak adil. Namun sejauh ini tidak ada tindakan nyata untuk mengakhiri penderitaan para petani. Namun menurut wakil ketua DPD partai Demokrat Jatim ini, sebenarnya ada solusi untuk menekan adanya ketergantungan terhadap subsidi pupuk.
Disamping itu, pupuk jenis ini dianggap mampu menghasilkan gabah dua kali lipat lebih banyak, lebih sehat jika dikonsumsi, dan juga petani bisa merasa sedikit lega karena harga gabahnya bisa meningkat dua kali lipat.
“Setelah berpuluh-puluh tahun tanah diguyur oleh bahan kimia, ini menyebabkan kualitas padi dan juga kondisi tanah menjadi tidak sehat. Setiap panen, hasil gabahnya selalu berkurang. Disamping itu, jika pemerintah jeli dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan, seharusnya pupuk ini bisa dijadikan pilot Projects,” terang anggota komisi B ini.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Agus Dono menyebutkan, pupuk organik memang harganya relatif mahal, namun jangka panjangnya sangat bermanfaat bagi para petani dan juga menjaga kualitas tanah agar tetap produktif.
“Kalau misalkan ini dijadikan sebuah program, harus ada seperti pendampingan. Karena adanya ketergantungan terhadap hasil panen. Petani di Indonesia, jika profesinya menjadi petani maka ketergantungan hidupnya bertumpu pada hasil panen. Jika panen gagal, maka petani akan benar-benar menderita,” sambungnya.
Lebih jauh Agus Dono mengatakan bahwa para petani membutuhkan proses untuk bisa menerima hal-hal yang baru. Disamping merubah mindset mereka itu tidak mudah, mereka harus diberikan semacam sosialisasi, pelatihan dan anggaran.