“Sehingga anak-anak yang ke sekolah dari rumah membawa sampah masing-masing untuk diolah,” Katanya.
Menurutnya, sampah-sampah organik juga bisa didaur ulang menjadi pupuk kompos, sementara sampah plastik bisa dikumpulkan untuk dinilai dengan uang kemudian didaur ulang.
Baca Juga:
Pemkab Sleman Serahkan Hibah Motor Roda Tiga dan Bantuan Sarana Prasarana
Pemilahan sampah-sampah ini, baik organik maupun anorganik, akan memudahkan dalam pengolahannya.
“Dengan adanya bank sampah mini di sekolah-sekolah ini diharapkan anak-anak mendapatkan edukasi tentang manfaat dari memilah sampah,” kata Edi Rusdi Kamtono.
Sementara itu, Muhammad Faris (11) siswa kelas 5 SDN 34 Pontianak menceritakan bagaimana keseharian dirinya bersama saudara kembarnya mengangkut sampah dari rumah ke Bank Sampah “Rumput Hias” yang berlokasi di Jalan Petani Gang Berkat Usaha, Kelurahan Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota menggunakan gerobak sehingga dalam sebulan mereka mampu menghasilkan sekitar Rp50 ribu dari sampah yang mereka jual ke bank sampah.
Baca Juga:
Peringati HPSN, Pemkab Karo Bersama Masyarakat dan Pelajar Adakan Bersih-Bersih
“Sekali bawa biasanya satu arco dibawa ke bank sampah di Jalan Gang Berkat Usaha,” Katanya.
Mengangkut sampah untuk didaur ulang di bank sampah sudah digeluti Faris dan Daris sejak awal berdirinya bank sampah “Rumput Hias” tahun 2018.
Mereka mendapat bimbingan dari ibu mereka untuk membantu mengangkut sampah ke bank sampah.