Akhlak.id | Affandi Widiantoro, seorang taruna Akademi Militer (Akmil) ini memiliki kisah perjuangan menarik yang perlu disimak sebelum benar-benar resmi menjadi seorang taruna. Kisahnya diceritakan langsung oleh sang ibunda, Murni Juliati.
Melalui tayangan Podcast Taruna Kita milik Penhumas Akmil, Murni menceritakan latar belakang pekerjaan dirinya dan suami selama membesarkan putranya. Bahkan hingga berhasil menjadi seorang perwira dengan pangkat Sersan Mayor Satu Taruna atau Sermatutar.
Baca Juga:
Pendaftaran Taruna Akmil TNI Buka Sampai 20 April 2024, Ini Link dan Syaratnya
"Bapak-nya Affandi bekerja sebagai driver ojek online. Tapi karena pandemi, kita coba beralih ke jual pakan ayam atau burung kecil-kecilan di rumah," kata dia, dikutip dari kanal Youtube Penhumas Akmil, Minggu (8/5/2022).
Saat putranya dinyatakan lolos, Murni mengatakan, ia hanya mampu meneteskan air mata akibat rasa bahagia yang membuncah. Belum lagi saat Affandi yang selalu menyempatkan diri untuk sujud di kakinya kala lolos di tingkat daerah maupun Akmil.
Murni bahkan mengaku tidak percaya dan kerap kali menangis tiap mengantar anaknya untuk berangkat mengenyam studinya. Terutama saat sang anak mengenakan seragam kebanggaan Akmil.
Baca Juga:
Agus Subiyanto: TNI dan Polri Harus Mampu Bangun Kredibilitas dan Integrasi Kawal Keutuhan Bangsa & Negara
"Luar biasa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sering menangis kalau mengantar jemput karena anak saya memakai seragam. Seperti mimpi dan tidak percaya," tutur dia.
Kemudian, Murni juga mengenang masa-masa Affandi kecil dulu. Ia bercerita, putranya memang sudah bertekad untuk menjadi seorang TNI (Tentara Nasional Indonesia) bahkan sejak Affandi masih duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama).
"Kalau waktu kecil agak bandel anaknya, sering bertengkar. Tapi, setelah menjelang dewasa (saat usia) SMP, (Affandi) punya cita-cita. Kalau ditanya punya cita-cita apa, jawabnya TNI-TNI gitu, dari kecil semangat jadi tentara," cerita sang ibu.
Kecintaan Affandi terhadap profesi tentara juga terlihat saat keluarganya membeli motor baru. Saat itu, menurut penuturan Murni, Affandi pun menghiasi motor tersebut dengan stiker logo TNI.
Tidak berhenti hingga saat SMP, cita-cita Affandi juga tidak padam selama ia duduk di bangku SMA (Sekolah Menengah Atas). "Setelah SMA, dia (Affandi) tetap mau jadi TNI," kata Murni.
Hingga Affandi menamatkan sekolahnya, ia mulai mengambil langkah pertama untuk menggapai mimpinya tersebut. Tepatnya, meminta izin sekaligus restu kepada ibunya untuk mendaftar Akmil.
Pernah Gagal Sekali saat Seleksi
Murni bercerita, Affandi sempat tidak lolos dalam percobaan pertama dalam mengikuti seleksi menjadi taruna Akmil.
Namun, seakan tidak berhenti menyerah, Affandi kembali mengikuti seleksi Akmil tahun ini hingga akhirnya terjawab perjuangannya.
"Ndilalah pas pertama gagal. Alhamdulillah, Allah mengizinkan untuk yang kedua ini bisa lolos," cerita wanita asal Sewon Bantul, Yogyakarta ini.
Ia juga mengaku bersyukur karena putranya berhasil mengikuti rangkaian seleksi hingga lolos tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. "Hanya anak yang biasa menjadi seorang taruna tanpa biaya sepeser pun," katanya.
Sempat Dicemooh Tetangga
Lika-liku yang harus dilalui oleh Affandi ternyata tidak hanya sampai di situ saja. Affandi dan keluarga juga harus menerima cemoohan dari tetangga saat dirinya hendak mendaftarkan diri menjadi taruna Akmil.
"Alhamdulillah, saya benar-benar bangga, yang hanya seorang anak dari ojek online tapi bisa menjadi seorang taruna atau perwira. Mudahan-mudahan bisa mengangkat derajat kita sekeluarga," cerita Murni.
"Karena jujur dulu pada waktu mau daftar, banyak tetangga yang mencemooh atau menghina kami. Bahkan di depan mata saya, mereka berani bilang, 'Kowe nduwe opo kok wani daftarke anak dadi tentara' kamu punya apa kok berani mendaftarkan anak jadi tentara," imbuhnya lagi.
Hingga akhirnya, kata Murni, kabar gembira dari sang anak yang menjadi taruna seakan berhasil menjawab cemoohan yang keluarganya terima. Dengan ini pun Murni mendorong seluruh orang tua di Indonesia untuk tetap mendukung apapun cita-cita anak terlepas kendalanya.
"Terbukti, anak saya di Akmil, semua disamaratakan tidak dibeda-bedakan, mau anak tukang ojek atau anak tentara. Jadi, jangan takut untuk mendaftar," tandasnya. [jat]