Akhlak.id | Sebagai anak memang dunianya tentu bermain, hal yang gak mungkin dipikirkan sang orang tua, justru bisa dilakukan oleh anaknya. Kebiasaan membongkar barang sana-sini merupakan hal lumrah yang dilakukan oleh seorang anak.
Mungkin kadang kita berpikir, "kok anak tidak capek bermain, dan tingkahnya pun kadang amburadul. Apakah mereka tidak pegal betisnya ke sana sini bolak-balik?" Yah, kalau menurut logika kita, tentu mereka akan capek.
Baca Juga:
YLKI Dukung Cukai Tinggi Minuman Berpemanis untuk Kurangi Konsumsi Anak
Perilaku anak seperti itu kadang membuat orang tua memberikan batasan kepada anak untuk melakukan apa yang dimau anak.
Walaupun, tujuan orang tua melarang anaknya bertingkah seperti itu demi menghindari anak bisa celaka, ataupun berpotensi bisa merusak barang-barang berharga.
Dalam anggapan saya, kondisi seperti itu tentu memberikan batasan kepada anak untuk berekspresi dan melakukan hal-hal baru baginya, ia akan bakalan sulit mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya.
Baca Juga:
Ingin Menjadi Kebanggaan Orang Tua: Kisah Mustofa yang Sembuh dari Katarak
Memang tidak bisa dipungkiri, ketika anak melakukan seperti itu bisa saja anak akan merusak barang-barang, seperti halnya yang rentang terjadi piring ataupun alat rumah tangga yang lain.
Agak terlalu fatal juga ketika anak selalu dikurung, tidak diberikan kebebasan bermain dan berekspresi. Problem itu mungkin banyak terjadi dalam lingkungan keluarga yang ada di Indonesia ini, termasuk kepada sepupu saya.
Pada kondisinya, sepupu saya yang baru bisa berjalan dan belum tahu ditegur, selalu diberikan batasan orang tuanya untuk bebas bermain dan berekspresi.
Batasan biasa diperlakukan dengan menempatkan sang anak di tempat yang tidak terlalu luas, alhasil tidak kebebasan bagi si anak untuk pergi sana-sini di dalam lingkungan rumah terjadi, serta sangat dibatasi untuk memegang alat-alat rumah tangga.
Problem ini menurut saya tentu bisa membatasi hak anak untuk berekspresi dan mempelajari setiap benda yang dipegangnya.
Padahal, masa pertumbuhan anak sangat dipengaruhi sejak masih kecil, ketika selalu berada dalam bayangan terbatasi, maka selamanya akan merasakan seperti demikian.
Padahal, dunia anak adalah dunia bermain, dunia yang butuh kebebasan untuk belajar dan mengenal lingkungannya secara perlahan.
Makanya sangat penting pengetahuan untuk orang tua dalam mendidik anak, memang tidak salah argumen yang mengatakan bahwa sekolah pertama bagi anak ada di lingkungan keluarga.
Orang tua mesti mengetahui karakter anak dengan baik, perlakuan dan pengajaran kepada anak bisa saja selalu berubah sesuai dengan perkembangan si anak.
Dengan begitu, pertumbuhan anak juga akan lebih cepat mengenal kondisi di sekitarnya. Anak yang diberikan kebebasan sejak dini nantinya juga akan sadar, dan lebih mengetahui banyak hal, serta bakalan dapat memilih mana yang baik untuk dilakukan dengan bekal sifat dan perilakunya. [jat]