Akhlak.id | Akhlak adalah tingkah laku, atau perangai, menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang, yang dapat memicu perbuatan baik dan buruk.
Akhlak di dalam agama Islam terbagi menjadi dua bagian yaitu, akhlak baik lagi mulia, dan akhlak buruk lagi hina, hendaknya setiap orang harus memiliki akhlak yang baik lagi mulia.
Baca Juga:
Krisis Rusia-Ukraina Dukung Logam Mulia, Emas Naik 30,7 Dolar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, adalah sosok yang paling baik lagi mulia akhlak-Nya, hal tersebut senada dengan sabda beliau bahwa aku diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia.
bahwa pengertian akhlak di dalam agama islam, terbagi atas dua bagian, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tidak terpuji.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Baca Juga:
Utamakan Khusyuk ketika Berdoa
"Lihatlah oleh kalian semua, orang yang lebih rendah dari kalian. Dan jangan melihat orang yang lebih tinggi dari kalian." (HR. Bukhori Muslim)
"Yang dimaksud dari memandang orang yang lebih rendah ialah, dalam hal duniawi".
Pertama
"lihatlah orang-orang yang tertimpa musibah, seperti orang-orang yang sedang sakit. Kemudian alihkan pandanganmu terhadap dirimu sendiri yang sedang dalam keadaan sehat. Sedang kesehatan itu sumber dari segala kenikmatan".
Kedua
"Lihatlah orang-orang yang mengalami kekurangan fisik, seperti buta, tuli atau bisu. Kemudian alihkan pandanganmu, terhadap dirimu sendiri yang lebih baik, dan tidak mengalami cacat tubuh. Yang keadaan seperti itu akan mengundang resah dan gelisah".
Ketiga
"Lihatlah orang-orang yang terkena musibah dengan mencari harta kekayaan dan menimbun-nya, sehingga tidak sempat untuk melakukan semua kewajiban kepada Allah".
"Sedang engkau tahu, bahwa sangsi orang yang demikian ialah neraka. Kemudian pandangilah dirimu sendiri yang mengalami keterbatasan harta kekayaan, tapi masih bisa memenuhi kewajiban kepada Allah, sebuah karunia besar yang patut disyukuri sekarang dan kelak".
Keempat
"Lihatlah orang yang sedang tertimpa musibah dengan kefakiran yang lalai dalam ibadah, juga atas orang yang tertimpa musibah kebodohan dalam agama".
"Sedang engkau tahu, bahwa selamat dari kedua musibah itu, akan timbul rasa syukur dan mengundang tambahnya kenikmatan".
"Tidak semata-mata tertimpa musibah di dunia, baik atau buruk. Kecuali ia akan menemukan orang yang lebih besar dari musibah itu. Ketika itu di hayati maka akan timbul rasa syukur dari orang yang memandangnya". [jat]