UMKM.WahanaNews.co | Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diketahui punya kontribusi besar bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Tak heran, pemerintah pun memberikan perhatian khusus pada UMKM.
Pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN), UMKM mendapatkan bantuan besar. Pada 2020 misalnya, pemerintah telah merealisasikan program PEN untuk UMKM sebesar Rp 121,20 triliun dan Rp 95,11 triliun pada 2021 dengan terealisasi sebesar Rp 63,19 triliun per akhir 2021.
Baca Juga:
OJK Lampung Catat Penyaluran Kredit UMKM Kuartal III-2024 Meningkat 14,42%
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa UMKM berkontribusi besar terhadap PDB nasional dan menyerap sekitar 96,9 persen tenaga kerja. Sektor UMKM sempat turun tajam pada triwulan II tahun 2022, tetapi langsung bangkit pada triwulan berikutnya.
"Oleh karena itu pemerintah mendorong program khusus pemulihan ekonomi nasional (PEN)," katanya pada Webinar berjudul Kontribusi UMKM untuk Pemulihan Ekonomi Nasional-Kolaborasi Multi pihak dalam Pemberdayaan UMKM, akhir pekan lalu.
Webinar ini digelar oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) yang bekerja sama dengan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui payung program Sampoerna Untuk Indonesia.
Baca Juga:
Erick Thohir Dorong Pengembangan UMKM, Anak-Cucu BUMN Dilarang Ikut Tender di Bawah Rp 15 M!
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi UMKM. Pertama, product knowledge di mana UMKM yakin produknya bagus sementara konsumen mungkin berpendapat berbeda.
Kedua, akses permodalan. Kehadiran sejumlah program bantuan akses pembiayaan dari pemerintah perlu terus disosialisasikan dan didorong lewat pendampingan.
Ketiga, meningkatkan pendampingan khususnya untuk akses pasar alias marketing. Pemerintah juga dapat menjadi off taker atau menjadi pembeli dengan catatan produk UMKM masuk dalam e-katalog lokal.
"UMKM kita kurasi libatkan Bank Indonesia, OJK, BUMN, BUMD, Swasta agar masuk e-Katalog. Tapi ingat harus continue, ini kalau tidak ada pendampingan mereka lupa. Satu kotak uang untuk hasil jualan, bayar utang dari situ, sekolahkan anak dari situ, pembukuannya kurang," kata Ganjar.
Ishak Danuningrat, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna mengatakan, pihaknya sejak 2007 telah memiliki program terintegrasi untuk pendampingan UMKM.
"Kami hadir secara konsisten membina UMKM untuk menggali potensi daerah, meningkatkan daya saing dan berdayakan masyarakat sekitar. Sampoerna percaya pembinaan dapat memberikan dampak jangka panjang," katanya.
Ishak memaparkan untuk pembinaan UMKM, Sampoerna memiliki dua program yakni Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) dan Sampoerna Retail Community (SRC). SETC telah hadir sejak 15 tahun lalu di Pasuruan, Jawa Timur di atas lahan seluas 27 hektare (ha).
SETC hadir untuk memberikan pelatihan dan pengembangan UMKM yang memanfaatkan sumber daya di masing-masing daerah seperti pertanian hingga kuliner. Pelatihan SETC telah menjangkau lebih dari 56.000 peserta dan dilakukan di lebih dari 100 kota dan kabupaten.
"Di Jawa Tengah, Sampoerna juga memberikan perhatian kepada pelestarian batik. Salah satunya di Lasem, Rembang. Batik Lasem memiliki corak khas yakni perpaduan motif batik Jawa dan corak Tiongkok. Hingga saat ini 42 pembatik sudah menerima manfaat pendampingan," katanya.[zbr]