Rifa menuturkan, dirinya berkreasi membuat produk ini karena ia mengalami sakit lambung dan saraf kejepit. Setelah minum ramuan itu, ia merasa badannya semakin sehat dan segar, sehingga ia berinisiatif untuk membuatnya lebih banyak untuk dijualbelikan. Dalam satu hari ia mampu memproduksi 100 botol dengan harga 1 botolnya Rp30 ribu.
"Harapan kami pemerintah bisa membantu mesin peras, karena kita masih manual pakai tangan. Satu hari kita maksimal mampu buatnya 100 sirup, ke depan kita ingin maju, karena ketika ada yang pesan 500 botol, kita masih kesusahan. Jadi kita berharap pemerintah bisa bantu," harapnya.
Baca Juga:
Bijak Ber-TKDN, Pj Wali Kota Bekasi: "Jadilah Pahlawan dengan Berperan dalam Pertumbuhan Ekonomi"
Pelaku UMKM lain, Zakiah juga menyampaikan rasa syukur produknya berupa Abon Ikan Laut Salmon sudah dibeli Bupati sebanyak 180 bungkus. Meski begitu, ia memberi masukan agar tahun depan waktu pembeliannya tidak mepet atau mendadak.
"Karena membuat ini prosesnya agak lama. Nah, kemarin itu mepet banget waktunya sudah mendekati lebaran. Kalau bisa tahun depan kalau ada lagi waktunya agak lebih longgar, pertengahan puasa sudah dikasih info, jadi kita bisa memproduksi lebih banyak, karena kita juga keterbatasan modal," tutur Zakiah.
Selain Abon Ikan Laut, perempuan yang tinggal di Tanggulangin ini juga memproduksi Pepes Ikan Kembung. Jika Abon Ikan Lautnya dijual seharga Rp25 ribu per bungkus, pepes Ikan Kembungnya ia jual Rp17 ribu. Zakiah berharap pemerintah bisa memberi bantuan mesin vakum.
Baca Juga:
Kemasan Produk yang Menarik Perhatian Konsumen
"Biar pepes saya bisa dijual ke luar daerah, ini kan harus divakum agar lebih awet. Dari Bupati kemarin itu dijanjikan mesin vakum, tapi sekarang nggak ada. Belum sampai ke tangan saya, padahal pepes saya butuh divakum agar bisa dikirim ke luar daerah. Semoga pemerintah kali ini bisa memberi kami bantuan mesin vakum untuk para UMKM yang membutuhkan seperti saya," harapnya.[zbr]