UMKM.WahanaNews.co | Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menghadiri Side Event G20 dalam Forum Group Discussion (FGD) secara virtual, Jumat (26/8).
Kegiatan yang digelar oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) ini mengusung topik 'Small and Medium Enterprises Opportunity on Global Value Chain and Logistic Solution'.
Baca Juga:
Gubernur Kalteng Ajak Pengurus Pemuda Katolik Berkarya dan Bangun Masyarakat Makmur
Dalam sambutannya, Zulkifli membahas soal misi mengangkat usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi bagian dari rantai nilai global (global value chain). Ia menyebut langkah ini menjadi prioritas bersama guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Integrasi UKM ke dalam rantai nilai global akan meningkatkan skala UKM dalam hal daya saing, lapangan pekerjaan, dan kesejahteraan," ujar Zulkifli dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/8/2022).
Lebih lanjut, ia menjelaskan G20 merupakan hal strategis dalam perekonomian global. Mengingat G20 mewakili 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 75% perdagangan internasional, dan 60% populasi dunia.
Baca Juga:
Pemprov Kaltara Dorong Percepatan Implementasi Satu Data Indonesia di Daerah
"Untuk itu, forum ini sangat relevan dalam memberikan rekomendasi kebijakan kepada anggota G20 dalam upaya mengembangkan skala UKM, serta menyelesaikan hambatan dan kendala yang dihadapi, agar UKM dapat naik kelas dan memiliki kontribusi terhadap rantai nilai global," katanya.
Di kesempatan ini, Zulkifli pun menegaskan soal UKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan negara anggota G20. Adapun porsi UKM Indonesia mencapai 99,9% terhadap total jumlah usaha. UKM juga menyerap 97,05% tenaga kerja Indonesia, dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 61%.
Meski demikian, Zulkifli menyebut saat ini masih ada sejumlah tantangan yang perlu diselesaikan guna meningkatkan kapasitas dan daya saing UKM. Dalam hal ini, pemerintah tetap berupaya agar UKM dapat mengatasi kendala dan menjadikannya bagian dari rantai nilai global.
"Secara khusus, UKM Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari rantai nilai global. Namun, UKM Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan untuk naik kelas dan menjadi bagian dari rantai nilai global," ungkap Zulkifli.
Zulkifli juga menyampaikan data tahun 2020 menunjukkan kontribusi UKM pada produk ekspor Indonesia baru mencapai 15,69%. Jumlah ini lebih kecil jika dibandingkan kontribusi UKM dari negara-negara ASEAN yang rata-rata sebesar 20%.
Sementara itu, rasio partisipasi UKM Indonesia terhadap rantai nilai global masih di angka 4,1% menurut Asian Development Bank (ADB) Institute tahun 2020.
Terkait hal ini, Kementerian Perdagangan akan terus berupaya untuk mempermudah dan memperluas akses pasar UKM. Pihaknya juga melakukan sederet upaya dengan meningkatkan akses pasar dengan cara melakukan perjanjian perdagangan bebas seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Zulkifli menyebut upaya ini akan memberikan berbagai manfaat. Hal ini termasuk membuka peluang bagi UKM dalam rantai nilai global, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan produk UKM melalui pelatihan dan pendampingan menjadi eksportir yang handal dan berdaya saing, serta mempromosikan produk UKM Indonesia ke seluruh dunia dan perusahaan multinasional.
"UKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan cikal bakal usaha yang besar juga harus didukung dengan kebijakan dan fasilitas yang tepat. Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UKM," urai Zulkifli.
Zulkifli berharap lewat diskusi tersebut, akan tercipta solusi dan terobosan baru yang dapat memberikan kesempatan bagi UKM di negara-negara G20 untuk menjadi bagian dari rantai nilai global.
"Semoga forum ini dapat meningkatkan peran UKM Indonesia dalam rantai nilai global dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkas Zulkifli.[zbr]