UMKM.WahanaNews.co | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, transaksi platform digital Pasar Digital atau PaDi UMKM yang mempertemukan seluruh BUMN dengan pelaku UMKM sudah mencapai Rp 20 triliun per 25 April 2022, dengan sudah ada lebih dari 15.000 UMKM tergabung.
PaDi UMKM merupakan insiatif bersama dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki untuk menguatkan sinergi guna mengoptimalkan anggaran BUMN untuk berbelanja produk koperasi dan UMKM khususnya pada nilai tender di bawah Rp 400 juta.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
"BUMN sebetulnya tugasnya ada tiga yakni pembiayaan, pendampingan, dan membuka akses pasar. Tapi kita tidak mungkin membuka akses pasar sendiri tanpa dukungan kementerian lain, jadi perlu sinergi," ujar Erick Thohir dalam acara Telkomsel Pasar Nusa Dua di Bali, seperti dikutip dalam keterangannya, Minggu (8/5/2022).
Komitmen BUMN untuk mendukung produk koperasi dan UMKM juga ditegaskan pada acara Afirmasi Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri Dalam Rangka Bangga Buatan Indonesia pada 25 April 2022 lalu.
Pada saat itu, Erick menegaskan akan mencopot direksi BUMN yang tidak menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo terkait peningkatan pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri dalam hal ini UMKM.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
Ia mengatakan, saat ini Kementerian BUMN berencana menggabungkan lebih dari 100 hotel yang dimiliki perusahaan pelat merah. Nantinya, semua produk hotel-hotel itu harus di support oleh UMKM dengan Sarinah yang menjadi agregatornya.
"Jadi brand-nya Sarinah tapi produk belakangnya sebenarnya UMKM semua,” kata Erick Thohir.
Begitu pula untuk fasilitas publik milik BUMN yang lain, misalnya rumah sakit, juga akan diupayakan untuk menggunakan produk-produk dari koperasi dan UMKM.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai, produk UMKM saat ini berkualitas dan mengikuti tren masyarakat yang minat akan unik dan langka. Ia bilang, sebagian besar Koperasi dan UMKM merupakan penghasil produk artisan yang memiliki keunikan dan tidak diproduksi secara banyak.
"Produk UMKM tidak kalah dengan produk industri, karena ini produk artisan dan ini jadi keunggulan karena barangnya langka, jadi semakin langka semakin bagus," ucapnya.
Oleh karena itu, ia mendorong kementerian/lembaga dan BUMN untuk mengoptimalkan belanjanya pada produk serta jasa Koperasi dan UMKM yang kini terus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Teten menambahkan, pihaknya saat ini tengah menyiapkan UMKM masa depan yang berbasis inovasi dan teknologi, sehingga diharapkannya dapat memiliki daya saing dan siap untuk memasuki pasar global.
"Roadmap-nya sudah ada, ini sudah kita siapkan dan sekarang tinggal kita bentuk kolaborasi dengan semua pihak," kata Teten.
Menurutnya, saat ini produk-produk UMKM yang sudah dikurasi juga sedang dipromosikan dalam perhelatan Presidensi G20 Indonesia.
Teten menilai, pertemuan G20 menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan produk UMKM unggulan ke mata dunia.
“Kami ingin mendorong UMKM agar siap masuk pasar global," pungkas dia.[zbr]