WahanaNews.co.id | Kebijakan sektor pertanian harus memiliki sudut pandang agribisnis policy atau kebijakan agrobisnis. Kebijakan tersebut dinilai sangat penting, utamanya saat terjadi pandemi COVID-19 saat ini.
"Terutama komoditas buah dan florikultural. Kita berharap bahwa kebijakan kita, tidak bisa dipisahkan dengan agribisnis. Oleh karena itu, ini menjadi sebuah tantangan," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak saat menghadiri penandatanganan komitmen antara Universitas Brawijaya (UB) dengan Pemkab Malang yang diselenggarakan di UB Forest Malang.
Baca Juga:
KPK Lempar Wacana Koruptor Tak Usah Dikasih Makan
Lebih lanjut Emil menjelaskan, Agribisnis Policy di sektor pertanian dinilai sangat tepat. Yakni, kebijakan yang diambil diharapkan tidak menjadi sebuah 'kelatahan'. Melainkan memiliki waktu untuk terus mengembangkan dari segi kualitasnya. "Kalau satu nanam porang semua nggak harus menanam porang. Jadi ada waktu-waktunya," terang Emil.
Baca Juga:
APUK Dairi Gelar Talkshow Peran Perempuan dalam Keberlanjutan SDA dan Pameran Produk Lokal
Dirinya mengapresiasi upaya untuk menghasilkan ekonomi skill yang diluncurkan Kementerian Pertanian (Kementan). Yakni, membangun kawasan 200 kampung buah dan sayur, dan diagregasi di lahan seluas 10 hektar. "Di Jawa Timur, sepertiga penduduknya bekerja di sektor pertanian. Namun PDRB (product domestik regional bruto)- nya hanya dikisaran 11 hingga 13 persen," jelasnya.
Untuk itu, dirinya pun mengapresiasi apa yang telah dilakukan UB Malang sebagai salah satu center excellent di sektor pertanian yang memiliki konsentrasi khusus di bidang agrikultur berskala nasional.
"Mindset petani harus kita ubah, saya rasa inspirasi petani di Jawa Timur saat ini adalah seorang dengan profesi yang challenging dan berkelas akan kita wujudkan melalui Universitas Brawijaya. Kita berharap bahwa image yang melekat bidang pertanian dengan Universitas Brawijaya," jelas Emil.