Wahanatani.com | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera menyiapkan sumber pasokan air melalui sumur bor untuk 1.135 hektar lahan pertanian sorgum di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pasokan air di lahan pertanian merupakan tindaklanjut untuk mendukung pengembangan sorgum sebagai sumber pangan alternatif pengganti nasi, mengingat adanya ancaman serius krisis pangan global.
Baca Juga:
Gaji Terendah Rp 9,4 Juta, Kementerian PUPR Buka 6.388 Formasi CPNS 2024
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, luas lahan tersebut terbagi atas tiga lokasi penanganan.
Pertama di Laipori seluas 135 hektar, kemudian Desa Patawang dan Kawangu yang masing-masing seluas 500 hektar.
"Semua ini tergantung pada ketersediaan air. Tantangan alam di Sumba Timur ini tidak lain adalah air, air dan air," tegas Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Selasa (13/9/2022).
Baca Juga:
Menkeu Sebut APBN Telah Salurkan Rp6 Triliun Untuk Pembiayaan Rumah
Untuk itu, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) akan memberikan dukungan penyediaan air melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi dan penambahan titik sumber air lewat sumur bor.
Contohnya di Laipori akan dibuatkan empat titik sumur bor, termasuk jaringan pipanya dengan teknik distribusi air menggunakan lateral sprinkler.
Ini bertujuan agar tidak banyak air yang menguap. Kemudian di Kawangu juga akan dicoba dua titik sumur bor.
Basuki mengatakan, dalam pelaksanaannya akan dilakukan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) agar lebih cepat.
Sementara khusus di Desa Patawang, Basuki menginstruksikan agar dibuat sumur gali lewat skema Padat Karya Tunai (PKT) yang melibatkan masyarakat, khususnya yang tergabung dalam himpunan Petani Pemakai Air (P3A).
Lewat skema PKT, masyarakat yang terlibat bisa belajar membuat sumur gali sekaligus mendapatkan upah harian untuk menjaga daya beli masyarakat dan menggerakkan perekonomian desa.
Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, semua pekerjaan sumur bor tersebut akan mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2022 ini.
"Untuk target penyelesaian diharapkan selesai pada akhir tahun 2022," ujarnya. [jat]