WahanaTani.com | Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman perkebunan. Kakao dapat mulai berproduksi pada umur 18 bulan (1,5 tahun), dan dapat menghasilkan biji kakao yang selanjutnya bisa diproses menjadi bubuk coklat.
Pertanaman kakao umumnya merupakan perkebunan rakyat, seperti di PropinsiLampung. Produktivitas rata-rata tanaman kakao di Lampung masih rendah sebesar 588,79kg/ha dan mutu produk yang dihasilkan belum memenuhi standar ekspor.
Baca Juga:
BNNP Sumut dan BNNK Madina Hancurkan Kebun Ganja di Bukit Tor Sihite
Apabila petani mau menerapkan teknologi budidaya secara benar produktivitas tanaman kakao bisa mencapai 1,5-3 ton/ha.
Dengan biaya produksi yang diperlukan sebesar Rp. 2,9 juta/ha (termasuk tenaga kerja), produktivitas tanaman kakao meningkat menjadi 1,29 ton/ha dengan harga jual Rp.12.750, maka keuntungan petani kakao mencapai Rp 13,56 juta/ha.
Syarat Tumbuh
Baca Juga:
Perusahaan Inggris Akuisisi Dua Perusahaan Sawit di Kaltim, Nilainya Nyaris Rp1 Triliun
• Daerahnya terletak pada garis lintang 10° LS sampai 10° LU,
• Ketinggian tempat 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl).
• Curah hujan 1500-2500 mm/tahun dengan bulan kering kurang dari 3 bulan (kurang 60mm/bulan).
• Suhu maksimum 30-32°C clan suhu minimum 18-21°C
• Kemiringan tanah kurang dari 45% dengan kedalaman olah kurang dari 150 cm.
• Tekstur tanah terdiri atas 50% pasir, 10 -20% debu clan 3040% lempung (lempung berpasir)
• Sifat kimia tanah terutama pada lapisan olah 0-30 cm adalah:
- Kadar bahan organik > 3,5%
- C/N ratio antara 10-12
- Kapasitas Tukar Kation (KTK) > 15 me/100 g tanah - Kejenuhan basa > 35%
- pH (1-120) 4,0-8,5; optimum pada pH 6,0-7,0
- Kadar unsur hara minimum tanah yang clibutuhkan : N 0,38%, P (Bray 1) = 32 ppm, K
tertukar = 0,50 me/100 gr, Ca tertukar = 5,3 me/100 gr, Mg tertukar 1 me/100 gr.
Teknologi Budidaya
Bahan Tanam
Varietas/klon anjuran antara lain: Klon ICS 13, Klon ICS 60, GC 7, Hibrida, RCC 70, RCC 71, RCC 72, RCC 73, TSH 858
Pembibitan
Pilih lokasi dekat sumber air clan dekat lahan penanaman kakao.
• Siapkan dan campur media tanam yang terdiri dari: tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
• Siapkan polybag ukuran 20x30cm, beri lubang dengan diameter 1,0cm sebanyak 18 lubang.
• Buat bedengan dengan atap dari daun kelapa atau daun tebu, tinggi atap bedengan sebelah timur 1,50m, sebelah barat 1,20m, lalu atur intensitas cahaya matahari yang masuk sekitar 30-50%.
• Susun polybag yang telah diisi media di bawah atap dengan jarak antar polybag 15cm x 15cm atau 15cm x 30cm.
• Lakukan penyiraman tiap hari atau sesuai kondisi cuaca, clan lakukan pemupukan tiap
2 minggu dengan pupuk Urea 2gr/bibit.
• Atap bedengan dibuka secara bertahap pada saat umur bibit 2 minggu.
• Pindahkan bibit ke kebun bila bibit telah berumur 3-5 bulan, tinggi 40-60cm, jumlah daun 12 lembar, clan diameter batang 0,7-1,0cm.
Persiapan Lahan
Pembukaan lahan selektif.
1) Pada areal perkebunan kelapa,
− Bersihkan perdu dan tanaman ticlak produktif lainnya secara manual atau disemprot herbisida (secara kimiawi) 2 bulan sebelum naungan ditanam.
− Populasi tanaman kelapa dalam yang optimum sebagai penaung kakao adalah 80-100 pohon/ha. Jika terlalu jarang maka pada tempat yang kosong dapat ditanami Glirisidia sp.
2) Pada areal kebun aneka tanaman,
− Siapkan/pilih tanaman sebagai penaung kakao yang bernilai ekonomis.
− Tajuk muclah diatur (tahan pangkas) dengan Jarak antar penaung tanaman 6 x 6m atau 8 x 8m.
− Bersihkan lahan dari semua tanaman yang ticlak berguna secara manual atau secara kimiawi.
3) Pada areal hutan sekunder bekas peladang berpindah (areal semak belukar clanslang-slang).
− Tebang pohon clan belukar.
− Buat ajir tempat penanaman pohon penaung.
−Selama persiapan lahan, di dalam lorong dapat diusahakan beberapa jenis tanaman semusim sesuai dengan kebutuhan petani, peluang pasar clan iklim mikro yang ads.
Jarak Tanam
Jarak tanam yang biasa diterapkan adalah:
a. 3 m x 3 m, kebutuhan bibit per 1 ha adalah 1.111 pohon. Persediaan sulaman (20%) = 222 pohon. Jumlah keseluruhan 1.333 pohon atau 1300 (dibulatkan).
b. 4 m x 2 m, kebutuhan bibit per 1 ha adalah 1.250 pohon. Persediaan sulaman 20% = 250 pohon. Jumlah keseluruhan 1.500 pohon.
Penanaman
Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm. Pembuatan lubang tanam dilakukan 6 bulan sebelum tanam. Isi lubang tanam tersebut dengan pupuk hijau dari hasil tebasan gulma atau pupuk kandang bila tersedia. Kemudian lubang tanam ditutup, 3 bulan sebelum bibit kakao ditanam.
Lakukan penanaman pads awal musim hujan. Tanam lah bibit kakao bila pohon penaung telah berfungsi balk, dengan kriteria intensitas cahaya 30-50% dari cahaya langsung.
Siapkan slat berupa cangkul, pisau besar yang tajam, keranjang untuk mengangkut clan mengecer bibit. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam, isi tanah ke lubang hingga bibit berdiri tegak.
Salah satu sisi polybag disayat dari bawah ke atas, tanah dipadatkan dengan tangan. Kemudian polybag di tarik ke atas. Selanjutnya tanah dipadatkan dengan kaki. Hindari pecahnya tanah dalam polybag.
Bibit yang sudah diangkut clan dieter harus selesai ditanam hari itu jugs. Bibit yang coati atau kerdil segera disulam, penyulaman dilakukan
sampai umur 1 tahun.
Pemupukan
Jenis pupuk yang lazim (biasa) cligunakan adalah Urea (46% N), ZA (21% N), TSP (46% P205), SP-36 (36% P205), KCI (60% K20), Kiserit (27% MgO) clan Dolomit (19%Mgo).
Dosis pupuk tentatif (disesuaikan dengan umur tanaman) untuk tanaman kakao yang penaungnya balk.
Pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah:
• Membentuk kerangka dasar (cabang tanaman kakao yang balk dan kuat).
• Mengatur masuknya sinar matahari kedalam kebun secara merata sehingga tanaman lebih produktif menghasilkan makanan (fotosintesa).
• Memacu dan meningkatkan serta menghasilkan bunga dan buah yang banyak.
• Memotong bagian cabang yang terserang hama/penyakit, rusak/patah.
• Menekan resiko berkembangnya hama penyakit. Untuk tanaman hasil perbanyakan generatif, macam dan caracara pemangkasannya adalah:
• Pemangkasan bentuk, dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan (TBM) sekitar umur 8-12 bulan. Tujuannya, untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Caranya, pelihara tiga cabang primer dari jorket yang kuat pertumbuhannya, lalu atur cabang-cabang sekunder yang tumbuhnya seimbang ke segala arah.
• Pemangkasan pemeliharaan dan produksi, dilakukan pads tanaman yang telah menghasilkan (TM). Tujuan untuk mempertahankan kerangka yang sudah terbentuk balk dan membuat indeks lugs dawn (ILD) dalam kondisi optimum yaitu 3,7-5,7. Caranya buang cabang sekunder pads jarak 30-60 cm dari jorket, cabang sakit, cabang batik, cabang terlindung atau cabang yang melindungi, cabang yang masuk jauh ke dalam tajuk tanaman di sebelahnya. Dilakukan 6-8 kali per tahun. Buang semua tunas air 2-4 minggu sekali.
• Pemangkasan pemendekan tajuk, tujuannya untuk membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 3,5-4,0 m. Dilakukan setahun sekali pads awal musim hujan, hindari pemangkasan saat tanaman berbunga lebat atau ketika sebagian besar bush masih pencil (panjang kurang dari 10 cm).
Pegendalian Hama dan Penyakit
Dalam melakukan pengendalian hama dan penyakil kakao utamakan dengan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Pemakaian pestisida merupakan alternatif terakhir.
Hama Utama
Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella (Snell) Pada awal serangan terlihat pads buah masak, kulit buah berwarna pudar clan timbul belang berwarna jingga serta jika digoyang ticlak berbunyi. Jika dibelah daging buah berwarna hitam, biji-biji kakao sating melekat, biji tidak berkernbang, ukuran biji kecil clan tidak bernas. Kerugian bisa mencapai 80%.
Pengendalian:
Untuk Daerah Bebas PBK;
• Karantina, yaitu ticlak memasukkan bahan tanaman kakao clan perlengkapan lain dari daerah terserang PBK.
• Monitoring hama di TPH (Ternpat Pengumpulan Hasil) bertujuan untuk mendeteksi dini adanya serangan barn.
• Sanitasi, dengan menguburkan kulit buah, plasenta dan buah busuk. Untuk Daerah Serangan PBK;
• Lakukan pangkasan bentuk, mernbatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m untuk mempermudah pengendalian clan panen.
• Panen sering satu minggu sekali, clan sanitasi. Buah dibawa ke TPH dan buah segera diambil bijinya. Buah berukuran 8 -10 cm dibungkus dengan kantong plastik (kondomisasi).
• Pengendalian secara biologi dengan menggunakan semut hitam. Untuk meningkatkan populasi semut hitam perlu membuat saran dari lipatan daun kelapa atau daun kakao, dan diletakkan di atas jorket.
• Penyemprotan insektisida, terutama dari golongan sintetik piretroid, antara lain: deltametrin (Decis 2,5 EC), sihalotrin (Matador 25 EC),
betasitlutnn (Buld0k 25 EU), esfenvalerat sumialpha 25 EC. Dengan konsentrasi formulasi berturut-turut 0,6%, 0,6%, 0,20% dan 0,20%. Alat semprot knapsack sprayer, volume semprot 250 1/ha, frekuensi 10 hari sekali, sasaran semua buah dan cabang horizontal. Kepik penghisap buah kakao, Helopeltis spp., Pseudodoniella typica dan Amblypelta theobromae.
• Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekun berwarna coklat kehitaman.
• Serangan pads buah muds menyebabkan buah kering danl mati, tetapi jika tumbuh terns, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk.
• Serangan pads pucuk atau ranting menyebabkan pucuk layu dan mati (die back), ranting mengering dan meranggas.
Pengendalian:
• Biologis, menggunakan semut hitam (Dolichoderus thoracichus). Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa, lalu letakkan di atas jorket. Selain itu dengan jamur Beauveria bassiana dengan dosis 25 - 50 gram spora /ha. Pengendalian secara biologi tidak dapat digabungkan dengan cara kimiawi.
• Kimiawi, dengan Sistem Peringatan Dini (SPD), bila tingka serangan Helopeltis < 15% yaitu diamati seminggu sekal dan bila ada gejala serangan langsung dilakukar penyemprotan pads areal terbatas. Jika tingkat serangar > 15% penyemprotan dilakukar secara menyeluruf (blanket spraying). Keberhasilan pengendalian SPD ditentukan faktor-faktor : organisasi, keterampilan dan kedisiplinan tenaga pengamat,
penyemprot, dan pengawas.
Panen dan Pasca Panen
Panen
• Petik buah yang sudah masak ( umur 4,5 - 6 bulan) yang ditandai dengan perubahan warna kulit buah. Buah yang muda hijau, setelah masak kuning.
• Sedangkan yang muda merah, setelah masak orange.
• Hindari pemetikan buah yang masih mentah atau lewat masak sebab biji seringkali sudah berkecambah di dalam buah.
• Petik buah memakai gunting, pisau, pisau bergalah yang tajam. Hindari rusaknya bantalan bunga.
• Kumpulkan buah di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil), pisah buah yang sakit dari yang sehat.
• Buah dipecah, biji dikumpulkan dalam wadah dan dibawa ke pengolahan, lalu benam kulit buah atau diproses menjadi kompos/pupuk organik. Lubang kulit buah berpindahpindah dan tidak dibongkar kembali.
• Hindari pemecahan buah dengan alat logam.
Pasca Panen
1. Fermentasi
• Merupakan inti pengolahan biji kakao, yaitu proses terbentuknya calon citarasa khas coklat, mengurangi rasa pahit clan memperbaiki tampakan fisik biji.
• Lama fermentasi 5-7 hari untuk kakao lindak dan 3-4 hari untuk kakao mulia, dengan pembalikan sekali setelah 48 jam.
• Wadah termentasi dapat berupa KotaK ber-aerasi atau keranjang. Selama fermentasi tumpukan biji ditutup dawn pisang atau karung goni.
• Tinggi minimum tumpukan biji dalam kotak adalah 40 cm.
• Selama fermentasi, hindari biji bersinggungan dengan logam.
• Tanda fermentasi berhasil bila biji tampak agak kering (lembab), berwarna coklat dan berbau asam cuka, lendii mudah dilepas, dan bila dipotong melintang penampang biji tampak seperti cincin berwarna coklat.
• Fermentasi yang kurang tepat menghasilkan biji keabu-abuan (slaty).
2. Pengeringan
• Tujuan untuk menurunkan kadar air dari 60% menjadi 6- 7%. Proses pengeringan sebaiknya dilakukan secara lambat.
• Lakukan dengan sinar matahari, mesin pengering atau kombinasi keduanya.
• Dalam penjemuran, hamparkan biji di atas alas yang bersih, tebal 5 cm dan dibalik 1-2 jam sekali tergantung cuaca. Lama penjemuran 10 hari.
• Alat pengering yang biasa digunakan adalah Vis Dryer dan Cocoa Dryer. Alat tersebut biasa dikombinasikan dengan penjemuran. Suhu diatur 60 - 70 °C dengan prinsip pengeringan secara lambat.
• Tanda biji kering adalah rapuh/mudah patah, beratnya 1/3 berat basah.
3. Sortasi dan Penyimpanan
Sortasi
Sortasi bertujuan memisahkan biji kakao dari kotoran yang terangkut dan pemisahkan biji atas dasar kenampakan fisik dan ukuran biji.
Mutu biji dikelompokkan berdasarkan syarat yang ditetapkan Direktorat Standarisasi Departemen Perdagangan.
Penyimpanan
Kadar air biji 6-7%, kemas biji dalam wadah yang kuat bersih, tidak terkontaminasi dengan bau yang tajam Biasanya menggunakan karung goni.
Ruang simpan tidak lembab, cukup ventilasi, bersih, beba: pencemaran bau. Antara lantai dengan tumpukan biji diber alas kayu yang berjarak 10 cm dari permukaan lantai.
Demikianlah bagaimana cara menanam tanaman kakao. Semoga bermanfaat. [gab]