WahanaNews.co | Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian bersama perwakilan BPS Pusat melakukan supervisi Sensus Pertanian (ST2023) di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengungkapkan wilayah ini dipilih karena merupakan salah satu sentra tanaman biofarmaka.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
"Kecamatan Setu ini merupakan salah satu kecamatan sentra tanaman biofarmaka di Indonesia. Tercatat pada 2022, di Kecamatan Setu produksi kencur mencapai 360 ton, kunyit 140 ton, serai hijau 250 ton, dan lengkuas 1.550 ton," ujar Prihasto dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (28/6/2023).
Kementerian Pertanian bersama Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Sensus Pertanian ST2023 di seluruh Indonesia pada tanggal 1 Juni hingga 31 Juli 2023. Diketahui kegiatan sensus ini sudah dilaksanakan oleh BPS sebanyak tujuh kali sejak dimulai pada 1963.
Kegiatan tersebut melibatkan Petugas Lapangan Sensus yang bertugas melakukan pendataan kepada seluruh pelaku usaha pertanian, mulai dari hortikultura, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan serta jasa pertanian, baik itu usaha perorangan, kelompok, maupun perusahaan pertanian berbadan hukum di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
Supervisi ST2023 di Kecamatan Setu juga didampingi langsung oleh perwakilan BPS Pusat Ratna Widyastuti, Kepala BPS Kabupaten Bekasi Nevi Hendri serta beberapa Petugas Lapangan Sensus, Pemeriksa Lapangan Sensus (PML), dan Pemeriksa Lapangan Sensus (Koseka).
"Kegiatan supervisi ini dilakukan untuk memastikan bahwa para petugas sensus telah melakukan pendataan dengan benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan," ujar Nevi.
Sensus Pertanian 2023 Dimulai, Apa Dampaknya ke Pelaku Usaha Pertanian?