WahanaNews-Tani | Kontrak ribuan tenaga penyuluh pertanian dan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) diperpanjang Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan perpanjangan kontrak ini didorong kinerja pertanian Jawa Barat pada 2022 yang meraih prestasi di tingkat nasional.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
“Hari ini kita mengkoordinasikan para penyuluh dan POPT untuk memperpanjang kontrak, karena kerjanya luar biasa kerja,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Senin (13/2/2023).
Ridwan Jamil mencatat produktivitas beras dalam bentuk gabah kering giling Jawa Barat pada 2021 itu meningkat sekitar 5 persen di 2022.
Bahkan pada 2022 lalu Jabar berhasil menjadi lumbung pangan ketiga secara nasional dengan kontribusi sebesar 17,58 persen atau setara 9,4 ton gabah kering.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Menurut Ridwan Kamil hal ini menandakan Jawa Barat dengan jumlah penduduknya yang besar tapi produktivitas juga naik.
Ia mencatat guna memperpanjang kontrak dan biaya operasional ribuan penyuluh pertanian, Pemprov Jawa Barat lewat Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar.
“Rp 100 miliar anggaran kita sediakan untuk honor mereka dan operasional, yang menandakan kita sangat serius untuk memastikan kedaulatan pangan hadir di Jawa Barat,” tutur Ridwan Kamil.
Para penyuluh ini juga menurutnya akan mendampingi calon peserta program Petani Milenial yang saat ini pendaftarnya pada 2022 lalu mencapai 20.000 orang, kemudian disaring menjadi tinggal 5000 orang.
“5.000 ini sedang dimbing, mudah-mudahan tingkat keberhasilan lebih banyak dari tahun 2021 ya. Di 2021 itu 1.100 yang berhasil, yang kurang berhasilnya 500 peserta, kita kondisikan agar persentase keberhasilannya lebih banyak,” katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan perpanjangan kontrak dan pemberian fasilitas pada 921 penyuluh tenaga harian lepas dan tenaga bantu penyuluh pertanian serta fasilitasi honor bagi 106 tenaga harian lepas ini bagian dari dukungan Pemprov Jabar pada pengembangan SDM pertanian.
“Penyediaan penyuluh dalam membantu pengawalan dan pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha di lapangan ini menjadikan Jawa Barat satu-satunya provinsi yang paling besar kontribusinya terhadap SDM pertanian dibandingkan daerah lain di Indonesia,” katanya.
Menurutnya anggaran Rp100 miliar membuktikan Gubernur memiliki perhatian serius pada pengembangan SDM pertanian dengan total penyuluh pertanian yang berada di bawah dinasnya mencapai 3.753 orang.
“Pada 2022 mereka berhasil mendukung peran jabar sebagai lumbung pangan ketika di Indonesia. Mereka layak mendapat kontrak baru di 2023. Mereka ini agen pangan penyuluh provinsi dan sekitar 100 dari pusat ditempatkan di desa sebagai agen pertanian,” katanya.
Para penyuluh ini juga menurutnya akan mendampingi para peserta Petani Milenial dengan memberikan fasilitasi proses pembelajaran, mengupayakan kemudahan akses ke sumber informasi dan sumber lainnya agar bisa mengembangkan usahanya.
“Para penyuluh juga diharapkan bisa membantu menganalisis, memecahkan masalah dan merespon peluang dan tantangan dalam mengelola usaha tani,” katanya. [tum]