WahanaNews-Tani | Pemerintah Indonesia telah mengimpor 6,3 juta ton pupuk. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri.
Meski demikian, masyarakat kalangan bawah seperti petani masih sulit mencari pupuk. Apalagi pupuk yang bersubsidi. kalaupun ada harga pupuk sudah sangat mahal.
Baca Juga:
Limbah Jadi Berkah: PLN Bukit Asam Gandeng Karang Taruna Lawang Kidul Luncurkan Pupuk FABA FertAMax
Jokowi menyebut, impor pupuk sebanyak 6,3 juta ton dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang mencapai 13 juta ton. Sedangkan produksi pupuk dalam negeri hanya sebesar 3,5 juta ton pupuk.
"Pabrik-pabrik industri pupuk kita baru bisa memproduksi 3,5 juta ton," kata Jokowi usai panen raya padi di Desa Lanjer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Kamis (9/3/2023) dilasir dari Kompas.com.
Kekurangan pupuk ini sudah dipetakan oleh pemerintah. Oleh karenanya, industri produksi pupuk dalam negeri terus digenjot, seperti pembuatan pabrik pupuk PT Iskandar Muda di Aceh yang baru saja diresmikan.
Baca Juga:
Wamentan Apresiasi Inovasi Pupuk Indonesia: Dorong Efisiensi dan Ketahanan Pangan
"Kemarin baru tambah produksi dari PT Iskandar Muda di Aceh sebesar 570.000 ton," kata Jokowi.
Meski demikian Jokowi akan tetap mengusahakan penambahan pupuk untuk mensuplai para petani. Meski berencana menambah produksi dan impor, hal tersebut masih terkendala bahan baku.
"Akan segera kira usahakan. Tapi semua juga harus tau bahwa tempat bahan baku maupun produsen pupuk ini baru perang yakni Rusia dan Ukraina," kata Jokowi.