WahanaNews-Tani | Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah pertanian yang mendapatkan Program Padat Karya Tunai (PKT), Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Operasi dan Pemeliharaan SDA I Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA I Balai Wilayah Sungai Sumatera II Sulastri Sihotang menyampaikan, program yang digelontorkan oleh PUPR sebesar Rp.195 Juta tersebut, digunakan untuk membangun infrastruktur irigasi persawahan dengan diameter panjang 287 meter dengan memberdayakan tenaga pekerja sekitar lokasi.
Baca Juga:
Kronologi Calon Mempelai Perempuan di Taput Bawa Kabur Uang Sinamot Hingga Mau Kabur ke Malaysia
Pembangunan tersebut bertujuan untuk mempermudah para petani mendapatkan sumber air ketika musim tanam tiba, dan utamanya di musim kemarau yang sudah dipastikan sulit air.
Dengan adanya program tersebut, tentunya petani sangat terbantu dengan program P3 TGAI yang saat ini berlangsung di tengah ketidak pastian kondisi ekonomi global akibat Pandemi Covid-19 yang pernah terjadi.
“Bisa dipastikan, jika sistem irigasi yang baik tentunya akan menghasilkan hasil panen yang memuaskan nantinya” ucap Sulastri, Senin, (12/06/2023).
Baca Juga:
Banjir Bandang Rendam Dua Wilayah di Tapanuli Utara, Polisi Laporkan Tidak Ada Korban Jiwa
Sejumlah kaum Ibu di Tapanuli Utara dilibatkan dalam proyek P3TGAI Tapanuli Utara. (foto/WahanaNews/Tohap)
Hal senada juga disampaikan anggota gender perempuan pemanfaat P3TGAI bermarga Simatupang, menurutnya, ketika semua program pemerintah tepat pada sasaran, maka sudah dipastikan infrastruktur yang ada di pedesaan akan lebih maju dan berkembang seperti yang diharapkan pemerintah saat ini.
Dengan program pemerintah yang tepat pada sasaran, maka diharapkan program akan terus berjalan di tahun-tahun berikutnya guna menumbuhkan kemakmuran para petani yang ada di pedesaan, pungkas Simatupang salah satu anggota gender.
Kabupaten Tapanuli Utara mendapatkan 75 paket × Rp195 juta menyebar di beberapa Kecamatan, seluruh kegiatan dilakukan anggota pemanfaat secara padat karya, melibatkan kaum gender (perempuan) atau emak-emak.
[Redaktur: Alpredo]