Wahanatani.com | Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan menyebar di beberapa daerah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian sudah ada 6 wilayah yang menjadi titik penyebaran penyakit tersebut.
Titik tersebut berada di 2 provinsi; Aceh dan Jawa Timur. Untuk Aceh titik penyebaran terdapat di Aceh Tamiang dan Aceh Timur. Sementara di Jawa Timur, PMK terdeteksi di Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
Baca Juga:
Puluhan Sapi di Kecamatan Paguyaman Diduga Mati Karena Diracun Orang Tidak Dikenal
Serikat Petani Indonesia (SPI) menuduh penyakit itu dipicu impor daging sapi yang meningkat beberapa waktu terakhir. Ketua Umum SPI Henry Saragih mengatakan Indonesia sebenarnya sudah bebas PMK sejak tahun 90-an. Namun, virus ini kembali muncul seiring dengan meningkatnya impor daging sapi.
"Virus PMK ini muncul diduga karena impor daging, sapi, dan ternak lainnya dari luar yang meningkat dari negara-negara yang masih ada zonasinya wabah PMK, " kata Henry dalam keterangan resmi, Kamis (12/5).
Lalu benarkah Indonesia memang mengimpor sapi dan daging sapi?
Baca Juga:
Kelabui Konsumen, Pabrik Bakso Jeroan Sapi di Bekasi Beromzet Dibongkar Polisi
Ya, Indonesia memang mengimpor komoditas itu untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Australia mendominasi sebagai pemasok daging sapi impor di Indonesia.
Mengutip data Badan Pusat Statistik ( BPS), Indonesia mengimpor 223.423,7 kilogram daging sapi pada 2020 dari sejumlah negara, termasuk Australia, Selandia Baru, India, dan Spanyol.
Berikut rinciannya;