WahanaNews.co | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) membenarkan bahwa produksi tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh cuaca. Untuk itu untuk menjaga produktivitas pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai pendekatan melalui teknologi.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Mentan menyiapkan beberapa langkah strategi dalam mengantisipasi gagal panen akibat cuaca ekstrem pada tahun 2023.
"Seperti pada musim (hujan) saat ini mesin dryer harus main," kata Mentan di Pasar Induk Kramat Jati, Senin (6/3) melansir Kontan.co.id.
Selanjutnya Kementan juga melakukan pertanian modern dengan menerapkan digitalilasi, di beberapa daerah sentra pertanian menurutnya sudah menerapkan hal ini.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
Digitalisasi dapat membantu para petani dalam menentukan banyak hal seperti pemeriksaan apa yang dibutuhkan tanah yang akan ditanam komoditas hingga waktu yang tepat untuk melakukan panen.
"Mulai dari 1 minggu kita tahu mana saja yang akan dipanen, ini akurat. Memang ada margin eror tapi sedikit," tambah Mentan.
Meski demikian ia mengatakan bahwa penerapan teknologi untuk mengantisipasi cuaca ekstrem memang masih belum masif karena baru dimulai.
Ia mengatakan untuk mengatasi perubahan cuaca diperlukan waktu yang cukup untuk mengatasinya. Terlebih, Indonesia memiliki luasan lahan pertanian yang cukup besar.
"Jadi tidak semudah hanya memerintah saja, membutuhkan berbagai hal," ungkap Mentan. [tum]