Wahanatani.com | Penggunaan kulit buah sebagai pupuk organik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanaman dan mengurangi sampah dapur.
Potasium yang terkandung dalam kulit buah merupakan sumber nutrisi yang diperlukan tumbuhan.
Baca Juga:
Gerakkan Tani Pro Organik: Meningkatkan Hasil Panen dan Mengurangi Ketergantungan Petani di Kalbar
Potasium berperan penting bagi proses fotosintesis, penyerapan air dan nutrisi, memperkuat sistem imun, serta berpengaruh terhadap produksi buah dan bunga pada tanaman.
Berikut 4 cara memanfaatkan kulit buah sebagai pupuk organik yang kaya manfaat.
1. Disebarkan di Atas Tanah
Baca Juga:
Petani di Bojonegoro Mulai Beralih Pupuk Organik
Cara paling mudah untuk memanfaatkan kulit buah sebagai pupuk alami adalah dengan meletakkan dan menyebarkannya di atas tanah.
Bahan organik akan lebih cepat terurai jika terkena udara. Kehadiran mikroorganisme di tanah akan membantu proses penguraian kulit buah yang mengandung potasium hingga zat tersebut dapat terdorong masuk ke tanah.
Cara lain untuk mempercepat proses penguraian, kamu dapat memotong kulit buah menjadi bentuk yang lebih kecil. Kamu juga dapat menggunakan blender untuk memperhalus tekstur dari kulit buah dengan menambahkan sedikit air. Lalu, pupuk basah siap dituangkan ke atas tanah.
Namun, cara ini memungkinkan siput tertarik untuk mengunjungi pot tanamanmu. Siput sangat menyukai pupuk tersebut, mereka juga sangat menyukai daun muda dan batang tanaman. Jika menggunakan cara ini, pastikan tidak ada siput di sekitar tanamanmu ya.
2. Dipendam di Tanah
Kamu dapat memulai metode ini dengan cara menggali lubang yang sedikit dalam dan mengisinya dengan sampah kulit buah, lalu ditutupi kembali dengan tanah. Kulit buah membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk dapat terurai.
Kekurangan dari cara ini adalah jika kamu tidak berhati-hati saat menggali maka dapat menyebabkan akar tanaman rusak. Jika lubang yang kamu buat tidak terlalu dalam, bau busuk kulit buah akan tercium dan mengundang hama atau hewan pengerat untuk datang.
3. Menggunakan Rendaman Air dan Kulit Buah
Salah satu pakar ahli tanaman mengatakan bahwa metode ini memiliki banyak manfaat. Inti dari metode ini adalah membiarkan air menyerap kadar nitrogen, fosfor, potasium, dan semua nutrisi yang ada pada kulit buah saat direndam.
Kamu hanya perlu mengumpulkan seluruh kulit buah ke dalam wadah tertutup. Jangan lupa untuk mencuci kulit buah dan memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil. Tuangkan air ke dalam wadah hingga kulit buah terendam dan biarkan selama 24 jam.
Kemudian, saring cairan tersebut untuk memisahkan kulitnya. Selanjutnya cairan pupuk dari kulit buah siap digunakan untuk menyiram kebun atau pot tanamanmu.
Jenis pupuk cair ini dapat kamu gunakan untuk berbagai jenis sayuran, buah, hingga bunga. Selain disiram, cairan ini juga bisa disemprotkan langsung ke daun tanaman.
Kulit buah yang disaring dapat kembali dimanfaatkan dengan meletakkannya di tempat kompos atau hanya sekadar dipotong dan disebarkan di atas tanah saja.
4. Membuat Kompos
Metode ini memerlukan beberapa peralatan dan langkah-langkah yang lebih kompleks. Singkatnya metode ini akan mengubah campuran bahan organik menjadi kompos. Untuk membuat kompos, kamu dapat menggunakan wadah tertutup mauput pot yang tidak terpakai.
Campurkan kulit buah dengan bahan organik lainnya seperti daun kering, sampah sayuran, dan serbuk kayu. Jika sudah penuh, lalu tutup dengan tanah.
Untuk mempercepat proses pengomposan, kamu dapat menambahkan cairan aktivator seperti EM4. Kompos dapat dipanen setelah 2-3 bulan, lalu kamu hanya perlu menambahkannya ke tanah atau pot tanaman. [jat]