Wahana-Tani, Jakarta – Dilansir dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika disingkat BMKG El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal.
Hal ini terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Salah satu fenomena iklim yang memiliki dampak ke seluruh dunia adalah El Nino.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Melansir tempo.co, Rabu (6/9/2023) pemanasan suhu muka laut menyebabkan meningkatnya pertumbuhan awan di Samudera Pasifik bagian tengah dan berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.
Secara singkat El Nino memicu terjadinya kekeringan di wilayah Indonesia. Salah satu yang terdampak dari perubahan iklim ini adalah para petani. Berikut beberapa dampak El Nino bagi petani.
1. Kekeringan
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Salah satu dampak paling mencolok dari El Nino adalah peningkatan kekeringan dan kemarau yang dapat berlangsung selama beberapa bulan, melansir dari laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Kurangnya hujan yang signifikan dapat mengakibatkan kekeringan yang merusak pertanian. Tanaman pertanian, terutama tanaman padi, jagung, dan kedelai, membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan optimal.
2. Penyebaran Hama dan Penyakit
Kondisi cuaca yang tidak biasa selama El Nino dapat memicu penyebaran hama dan penyakit tanaman yang lebih luas. Perubahan lingkungan, termasuk suhu yang tinggi dan kelembaban rendah, menciptakan kondisi yang lebih baik bagi hama seperti ulat, kutu daun, dan penyakit seperti karat daun. Ini bahkan bisa berdampak pada hasil panen.