Wahanatani.com | Mengenalkan betapa pentingnya menghargai bahan pangan kepada anak anak sejak dini, Kelompok Wanita Tani (KWT) Sembodro Cabean Mangunsari, Salatiga, Jawa Tengah, melakukan edukasi kepada anak anak bagaimana proses penanaman padi hingga panen.
Keseruan ini terlihat di area persawahan Tapak Hapsari Cabean Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
Baca Juga:
BPS Kabupaten Buol Intensifkan Pemantauan Harga Bahan Pokok untuk Stabilitas Harga
Puluhan anak-anak dengan gembira bermain di area persawahan sembari mendapatkan pengetahuan darimana nasi yang mereka makan berasal.
Selain seru bermain di sawah, anak anak diajak mengenal proses menanam padi. Mulai dari persemaian, mengatur dan mengolah dengan traktor, menanam bibit padi di sawah, hingga panen.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sembodro Cabean Mangunsari Reni Handayani mengatakan selain memberikan kebebasan kepada anak anak untuk mengekpresikan kegembiraan mereka, disini anak anak juga dikenalkan simulasi bagaimana padi itu ditanam hingga panen.
Baca Juga:
Pemkab Gorontalo Pastikan Keamanan Pangan dengan Pengawasan dan Uji Sampel
"Simulasi ini dikenalkan kepada anak-anak, agar mereka mengetahui perjuangan petani dan mereka semakin menghargai pangan yang berasal dari alam," ungkapnya. Selasa (28/6/2022).
Reni mengatakan, Tapak Hapsari merupakan daerah wisata berbasis pertanian.
"Sehingga disini pengunjung tak hanya bisa menikmati alam, persawahan, dan spot foto, tapi juga mendapat pengetahuan tentang tanaman dan sarana pendukungnya," katanya.
Rosmiati, orangtua salah seorang peserta, Riski Anugrah Putra, mengaku senang dengan kegiatan positif yang diarahkan untuk anak-anak yang mendapatkan pengalaman baru.
"Jadi ini komplet, ada edukasi, sosialisasi, dan banyak pengalaman baru untuk anak-anak," ungkapnya.
Kristanto Irawan Putra, Koordinator Komunitas Ijo Lumut Salatiga, mengatakan program open trip ini diadakan untuk mengisi libur sekolah anak anak dan akan dibuka selama libur sekolah.
"Program ini ditujukan untuk anak usia TK dan SD, karena usia mereka menjadi pondasi untuk lebih mengenal dan menjaga alam kita. Termasuk areal persawahan yang menjadi garda depan untuk urusan konsumsi," ujarnya.
Menurut Kristanto, karena bersifat open trip maka pesertanya berasal dari berbagai sekolah dan daerah.
"Dengan ikut program ini, selain mendapat pengetahuan dan pengalaman, mereka bisa juga mendapat teman baru," paparnya.
Dia berharap apa yang didapat anak anak dengan kegiatan ini bisa terus diingat anak-anak sehingga mereka berperan dalam penyelamatan alam di masa mendatang.
"Kita sudah putaran ketiga mengadakan open trip ini, selain di Tapak Hapsari, juga mengunjungi sumber mata air Senjoyo, Taman Sidomukti," pungkasnya. [jat]