WahanaNews-Tani | Penyusutan lahan pertanian di kabupaten Lombok Tengah dicatat Badan Pusat Statistik (BPS). Penyebab utama alih fungsi lahan menjadi bangunan perumahan dan lain-lain dalam beberapa tahun terakhir.
“Penyusutan lahan (pertanian) itu pasti ada, karena kita lihat ada yang berganti menjadi perumahan, pembangunan ruko-ruko. Memang ada terjadi penyusutan," ujar Kepala BPS Lombok Tengah, Syawaluddin Siregar, Sabtu (24/6/2023) mengutip Tribunlombok.
Baca Juga:
Distan Banten Siapkan 1.012 Pompa Air Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
Syawaluddin menjelaskan, penyusutan lahan pertanian di Lombok Tengah tidak bisa dihindarkan dalam beberapa tahun terakhir ini. Terutama seiring dengan pembangunan yang semakin pesat.
"Sekarang bagaimana memaksimalkan lahan pertanian yang ada. Walaupun lahannya sedikit, namun produktivitasnya tinggi, daripada lahanya luas tapi produktivitasnya rendah," imbuhnya
Syawaluddin belum merinci pasti angka penyusutan lahan pertanian tersebut karena proses sensus masih berjalan.
Baca Juga:
Bendung Cariang Difungsikan Kembali
Dia secara khusus menyarankan para petani milenial untuk memanfaatkan teknik bertani hidroponik.
"Sekarang bisa kita manfaatkan cara dengan hidroponik, karena mau tidak mau lahan ini pasti akan berkurang. Tidak bisa kita pertahankan itu, perkembangan satu wilayah pasti akan terjadi," tandasnya.
Luas lahan pertanian di Lombok Tengah mencapai 50.283 hektare. Sedangkan luas lahan kering sekitar 13.500 hektare.
Angka penyusutan setiap tahun rata-rata 16,7 hektare. Data tersebut dilansir pada Januari tahun 2023.
[Redaktur: Alpredo]