Wahanatani.com | Pada upaya mencapai target produksi padi nasional sebesar 55,58 juta ton pada tahun 2022, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) berupaya mengoptimalkan lahan sawah yang masih memiliki sumber-sumber air yang mencukupi pada musim kemarau dengan menyediakan infrastuktur irigasi yang baik sehingga air dapat dimanfaatkan secara optimal.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, upaya itu dilakukan agar ketahanan pangan nasional dapat terus terjaga, meski dalam situasi apapun.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
"Pertanian adalah sektor yang rentan terhadap perubahan iklim. Oleh karenanya, program yang digulirkan Ditjen PSP Kementan untuk menjaga ketahanan pangan kita agar sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional. Dalam kondisi dan situasi apapun, pertanian tak boleh terganggu," kata SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, dalam konteks tersebut kondisi ini harus terus dipantau terkait dengan pemenuhan ketersediaan airnya, sehingga terhindar dari risiko kekeringan.
Pada umumnya, Ali melanjutkan, kekeringan yang terjadi di lahan sawah disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya berkurangnya sumber-sumber air akibat kemarau panjang, daerah aliran sungai yang sudah mulai rusak dan saluran irigasi utama yang rusak maupun sedang dalam tahap perbaikan.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
"Kondisi ini menyebabkan aliran-aliran air yang dimanfaatkan untuk irigasi cepat sekali mengalami penurunan debit," tutur Ali.
Penyebab lainnya menurut Ali adalah ketidakdisiplinan petani dalam melakukan pola dan tata tanam, terutama pada lahan sawah yang berada pada golongan 1 hingga 3 (dekat dengan saluran utama), membuat lahan sawah yang berada di hilir kurang mendapat suplai air dan terjadi rawan kekeringan terutama pada puncak musim kemarau.
"Berikutnya adalah tidak ditemukan sumber air alternatif seperti sumber air tanah, air buangan dan tampungan air yang dapat digunakan untuk menyelamatkan lahan sawah yang mengalami kekurangan air," kata Ali.