13 cabang olahraga ini antara lain Angkat Besi, Atletik, Balap Sepeda, Bulu Tangkis, Dayung (Kano/Kayak-Perahu Naga), Rowing, Karate, Menembak, Panahan, Pencak Silat, Renang, Senam, Taekwondo dan Wushu.
Kedua, yakni cabang olahraga yang tidak masuk dalam DBON. Namun dinilai memiliki potensi meraih medali dengan jumlah 18 cabang olahraga.
Baca Juga:
Menpora Dito Harap Cabor Taekwondo Lolos Olimpiade 2028 Los Angeles
“Ada 18 cabang olahraga yang non DBON. Namun ada potensi emas dan perak jadi kita berngkatkan. Kami tidak langsung menyetujui itu, karena kami mreview lagi dengan tim review baik itu review dengan tim DBON atau tim dari Kemenpora maupun review dengan tim yang ada di NOC atau KOI,” ujarnya.
Adapun 18 cabang olahraga non DBON ini antara lain, Tinju, Voli Indoor, Voli Pantai, Boling, Catur, Jujitsu, Judo, Tenis, Triatlon, Sepak Takraw, Kickboxing, Sepak Bola, E-sport, Anggar, Basket, Gulat, Selam, Vovinam dan Golf.
Sementara itu, Asmawi menjelaskan ada14 cabor dalam SEA Games Hanoi 2021 Indonesia tidak berpartisipasi atau tidak kirim atletnya. Karena hasil review dinilai tidak memiliki potensi prestasi atau medali.
Baca Juga:
Forum Kolaborasi Pemuda dari 18 Kementerian/Lembaga Sepakat Kurangi Risiko Bencana
“Kita tidak berangkatkan karena tidak mempunyai jejak prestasi dan tidak berpeluang meraih medali pada SEA Games 2021 yang akan datang. Itu adalah pesan dari pemerintah yang tidak bisa ditawar, kenapa karena hulunya adalah olimpiade,” jelasnya.
Adapun 14 cabang olahraga tersebut antara lain, Bola Tangan Indoor, Bola Tangan Pantai, Dansa, Petanque, Kurash, Futsal, Biliar, Tenis Meja, Muaythai, Xiangqi, Loncat Indah, Senam Ritmik, Senam Aerobik, Binaraga dan Sepakbola Putri.“Kami sudah mengantongi itu, data yang nomor satu yang kami punyai,” tegasnya.
Meskipun menjadi sasaran antara dan atlet yang dikirim tidak sebanyak saat SEA Games 2019 di Manila Filipina, Asmawi dan tim review memiliki harapan agar kontingen Indonesia pada SEA Games 2021 ini menjadi juara umum di cabang olahraga masing-masing.