Pembangunan sirkuit Mandalika dilakukan di tanah seluas 1.035,67 hektar. Meski dengan konsep sirkuit jalan raya, Indonesia Tourism Development Corporation dan Mandalika Grand Prix Assocsiation mengklaim sirkuit ini yang paling aman pada jenis yang serupa. Sejauh ini, balapan di Mandalika menjadi satu-satunya race MotoGP yang digelar di sirkuit jalan raya.
Biaya Pembangunan dan Teknologi Aspal
Baca Juga:
Pertamina Mengajak Konsumen Rasakan Pertamax Turbo di Sirkuit Mandalika
Sirkuit Mandalika dikabarkan menelan pembiayaan sebesar Rp 1,1 triliun. Investasi sebesar itu juga menjadi bagian dari usaha menjadikan Lombok sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.
Pemerintah memang sedang mencanangkan 5 daerah pariwisata super prioritas. Selain Mandalika, ada Labuhan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Danau Toba (Sumatera Utara), Candi Borobudur, dan Likupang (Sulaewsi Utara) yang ada dalam daftar destinasi prioritas.
Nantinya, akan ada sebanyak 10 hotel dengan kapasitas sekitar 2500-an kamar/room keys, COEX (Convention - Exhibition) Building, Rumah Sakit dan Water Park berstandar internasional. ITDC mengungkap ada nilai investasi di sekitar Mandalika sebesar USD 1 Milyar selama 15 tahun.
Baca Juga:
Pemkab Lombok Tengah NTB Mengusulkan Pembangunan Kantor Imigrasi
Teknologi stone mastic asphalt (SMA) yang dipakai pada trek sirkuit Mandalika. Dari data situs litbang dinas Pekerjaan Umum, ada dua keunggulan dari teknologi SMA. Yang pertama tahan gelincir yang cukup tinggi. Dengan begitu, rider akan tak mudah terjatuh termasuk saat harus menjalani wet race.
Sirkuit ini juga bisa tahan terhadap temperatur tinggi dan beban berat hingga cocok digunakan pada daerah berilim tropis. Cuma ada 3 sirkuit lain yang menggunakan teknologi SMA. Selain Sirkuit Mandalika ada sirkuit Silverstone (Inggris), Yas Marina (Abu Dhabi), dan Phillip Island (Australia). [JP]