KRT.WahanaNews.co, Jakarta - Komisi Nasional Disabilitas (KND) menyatakan bahwa dukungan dari pemerintah daerah (pemda) menjadi salah satu kunci keberhasilan pembinaan atlet paralimpiade, baik sebelum maupun setelah musim pertandingan.
Komisioner Komisi Nasional Disabilitas Kikin Tarigan, menerangkan dukungan dari pemda tersebut tidak hanya terlihat melalui anggaran tahunan, namun utamanya kesadaran dan wawasan pemda untuk mencari serta melatih parapenyandang disabilitas yang memiliki bakat dan kapasitas untuk menjadi atlet paralimpiade.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
“Jadi pembinaan yang baik dan berhasil itu kalau mulanya ada dukungan dari pemda. Nah, ini terlihat dari kesadaran pemda dulu betapa berharganya keikutsertaan paraatlet daerah hingga ke tingkat nasional karena tahu itu akan membawa nama baik untuk daerahnya,” kata Kikin di Jakarta pada Senin (18/3/2024).
Ketika pemda memiliki kesadaran dan wawasan tersebut, kata dia, pemda tentunya akan bergiat dalam menyiapkan manajemen pembinaan yang baik, termasuk dalam hal pelatihan dan penganggaran bagi para-atlet yang akan bertanding.
Keberhasilan pembinaan atlet itu tentu membuka lebih banyak peluang untuk berkarir lebih lama di ajang paralimpiade karena mereka juga mengalami peningkatan kemampuan maupun mental sebagai atlet.
Baca Juga:
Ketua Satgas PAPDI: Komorbiditas dan Gaya Hidup Buruk Perparah Pneumonia Dewasa
Oleh karena itu, dukungan dari pemda untuk atlet sekaligus pula menjadi salah satu langkah untuk mensejahterakan serta memandirikan para penyandang disabilitas yang memiliki bakat dan kemampuan melalui profesi atlet.
Dengan demikian, dukungan dari pemda pada akhirnya tidak hanya mengharumkan nama daerah masing-masing, namun juga peningkatan penerimaan pendapatan daerah melalui pajak yang dibayarkan oleh para-atlet ketika mendapatkan juara.
Sementara berkenaan dengan hal penganggaran, pihaknya meyakini ada banyak sumber pendanaan untuk mendukung keikutsertaan para-atlet ke ajang paralimpiade nasional hingga internasional, yang tidak terbatas hanya dari anggaran belanja daerah.
“Jadi sebetulnya kalau sumber pendanaan ini banyak meskipun susah-susah gampang, bisa dari swasta atau lembaga asing, asal pemda punya kesadaran dulu untuk memperhatikan, mengembangkan para-atlet di daerahnya,” jelasnya.
Ia pun berharap dukungan pemda terhadap keberadaan para-atlet itu juga diterjemahkan melalui inisiasi kolaborasi bersama organisasi, lembaga maupun kelompok masyarakat terkait di tingkat daerah masing-masing.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]