Persona.WahanaNews.co | Bacharuddin Jusuf Habibie atau B.J. Habibie merupakan sosok yang telah mengubah pandangan berjuta-juta orang melalui kisah cintanya bersama Hasri Ainun Besari melalui film "Habibie & Ainun".
Namun, tak hanya itu, semangat hidup Presiden Republik Indonesia yang ke-3 ini juga telah membuat banyak orang kagum dan terinspirasi padanya. Inilah beberapa kisah kehidupan B.J. Habibie yang akan mengubah pandangan hidupmu.
Baca Juga:
Hendy Setiono, CEO Kebab Baba Rafi yang Berjiwa Bisnis Sedari Kecil
1. Memanfaatkan waktunya untuk belajar, bekerja dan beribadah
Putra dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo ini dikenal sebagai pribadi yang mengabdikan hidupnya untuk belajar. Baginya, belajar sungguh-sungguh akan menjadi kunci dirinya untuk dapat bekerja suatu saat nanti.
Meskipun sibuk dengan studinya di Aachen Jerman, hal itu tidak membuat Habibie melupakan kewajibannya untuk beribadah. Hal ini sudah ditanamkan sejak kecil oleh Ayahnya. Katanya, di saat ia sedang sedih dan gelisah, Ayahnya sering membacakan ayat suci Al-Quran untuk menenangkannya.
Baca Juga:
Kisah Penjual Gorengan asal Indonesia di Arab Saudi
2. Hanya tidur selama 5 jam dalam sehari
Dalam peluncuran buku biografinya pada tahun 2015, Habibie bercerita bahwa ia terbiasa tidur dengan waktu yang sangat singkat semenjak kecil. Ia memilih untuk tidak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, melainkan menghabiskannya untuk mengeksplorasi hal-hak yang membuatnya tertarik serta mengundang rasa penasarannya, sehingga membuatnya berusaha mencari jawaban terhadap pertanyaannya.
3. Sifatnya yang rendah hati dan dekat dengan masyarakat
Selama berkuliah di Jerman, Habibie merupakan sosok yang aktif berorganisasi serta ramah dengan semua orang. Hal itu dibuktikan dengan kebiasaannya yang sering duduk mengobrol dengan penjual-penjual atau penyapu jalan di sepanjang jalan menuju kampus dan tempat ia tinggal. Hal ini dikutip dari salah satu buku biografinya yang berjudul The True Life of B.J. Habibie.
4. Rela mengabdikan seluruh hidupnya demi negaranya, meskipun keberadaannya lebih dihargai di Jerman
Pada tahun 1973, Habibie menjabat sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di salah satu Perusahaan Pesawat Jerman. Namun, ditengah masa kesuksesannya di Jerman, Habibie bersedia memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk pulang ke Indonesia meskipun ia harus melepaskan jabatannya yang tinggi di Jerman demi bangsa dan negara tempat ia lahir.[zbr]