WahanaNews-Persona | Meski baru akan digelar dua tahun lagi, jalan menuju panggung Pilpres 2024 mulai ramai.
Para elite partai politik mulai buka suara soal kandidat jagoan mereka, tak terkecuali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Baca Juga:
Usulan Polri di Bawah Struktur Kemendagri Ditolak Tito Karnavian
Sebagai partai pemenang Pemilu 2019 yang mengantongi 19,33 persen suara sah nasional, partai berlambang kepala banteng ini bisa mengusung calon presidennya sendiri di Pemilu 2024.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Puan Maharani pun mulai buka-bukaan soal kriteria calon presiden yang akan diusung partainya. Siapa sosok tersebut?
Tiga kriteria
Baca Juga:
PDIP Bantah Alwin Jabarti Kiemas Keponakan Megawati
Puan baru-baru ini kembali bicara soal calon presiden 2024. Ia mengatakan, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, sudah kerap mendapat pertanyaan soal kader yang akan diusung partainya sebagai capres.
Perihal siapa calon yang akan diusung partai, kata Puan, masih menjadi rahasia.
Namun, ia mengungkap sejumlah kriteria. Salah satu syarat utama capres PDI-P ialah yang bekerja keras dalam membangun partai.
"Harusnya orang tersebut adalah orang yang memang betul-betul paling tidak pernah ikut berjuang, pernah memperhatikan partai, dan ikut berdarah-darah dalam membangun PDI-P selama ini," kata Puan saat memberikan arahan kepada para kader di Kantor DPC PDI-P Surabaya, Selasa (1/3/2022), dikutip dari Kompas TV, Kamis (3/3/2022).
Kriteria kedua, sosok tersebut terbiasa turun ke bawah dan bertemu dengan rakyat, termasuk keluarga besar PDI-P.
Menurut Puan, sosok itu harus menjadi bagian dari keluarga besar PDI-P dan kerap hadir dalam acara partai.
"Mau nggak yang bersangkutan menyatakan sebagai keluarga besar PDI Perjuangan? Pernah nggak orang itu ada di setiap acara partai?," ujar Puan dikutip dari surabaya.tribunnews.com.
Kriteria lain, memegang teguh cita-cita Soekarno, yakni berpedoman pada ideologi memperjuangkan rakyat.
"Dia pecinta Bung Karno atau bukan? Apakah dia yang akan meneruskan cita-cita Bung Karno? Indonesia ke depan, kalau kita diberikan kemenangan yang ketiga, tentunya merupakan orang yang harus bisa meneruskan cita-cita Bung Karno," kata Ketua DPR RI itu.
Meski tak menyebut figur yang dimaksud, Puan mengatakan, sepak terjang para kader sudah terekam melalui berbagai media.
Puan sendiri mengaku selama ini selalu menempatkan dirinya sebagai kader terbaik partai.
"Saya tetap menempatkan diri saya itu bahwa kader terbaik PDI Perjuangan," katanya.
Putri Mahkota
Melihat ini, Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai, kriteria "berdarah-darah" dalam membangun partai yang disebutkan Puan tidak memiliki tolok ukur yang jelas.
Apakah seorang kader harus sudah pernah menjadi pengurus dari tingkat terbawah, atau kader tersebut harus sudah pernah memegang jabatan publik di level daerah maupun nasional.
"Jadi, kriteria berdarah-darah berkorban membangun partai harus diturunkan secara lebih jelas agar tidak bersifat subjektif," kata Bawono, kemarin.
Jika kriteria yang dimaksud adalah seorang kader harus memulai keterlibatan di partai dari struktur kepengurusan terbawah, menurut Bawono, Puan tidak masuk kategori tersebut.
Sebab, sebagai putri mahkota Ketua Umum PDI-P, bisa dikatakan Puan melalui "jalan tol" dalam struktur kepengurusan partai dan langsung menempati jabatan di tingkat pusat.
Selain itu, meski Puan pernah menjadi tim pemenangan PDI-P, menurut Bawono, itu saja tidak cukup disebut "berdarah-darah" membangun partai.
"Karena tentu saja setiap kader di partai mana pun akan selalu bisa klaim diri mereka turut berdarah-darah dalam membangun partai," kata dia.
Merujuk Puan sendiri
Sementara, menurut pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, kriteria calon presiden yang disebutkan Puan merujuk pada dirinya sendiri.
Ia menilai, pernyataan Puan sebenarnya cenderung normatif. Kader PDI-P umumnya akan berjuang untuk membangun partai dan sosok Soekarnois atau pecinta Bung Karno.
Namun, jika ditelaah lebih lanjut, pernyataan Puan yang menyebut bahwa kader yang akan diusung adalah yang berdarah-darah untuk partai dan menjadi bagian dari keluarga besar PDI-P mencerminkan diri Puan sendiri.
"Puan ingin menegaskan yang sangat Soekarnois dan pernah membesarkan PDI-P adalah dirinya ketimbang kader-kader yang lain," kata Adi dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (3/2/2022).
Petunjuk lain yang diberikan Puan yakni kader yang akan diusung harus dekat dengan rakyat. Menurut Adi, ini sejalan dengan upaya Puan yang belakangan kerap terjun langsung menyapa masyarakat.
Belum lagi, Puan juga mengeklaim bahwa dirinya adalah kader terbaik partai.
"Ini kan juga menunjukkan bahwa Puan sedang ingin memantapkan diri sebagai orang yang dinilai pantas untuk diperhitungkan menjadi salah satu kandidat capres 2024 dari PDI-P, dibandingkan Ganjar yang dinilai punya elektabilitas yang besar dan kuat versi survei," tutur Adi.
Bukan Ganjar
Adi berpendapat, kriteria itu jelas bukan mengarah ke kader PDI-P yang digadang-gadang punya modal besar untuk maju sebagai capres, Ganjar Pranowo.
Sebab, oleh PDI-P, Ganjar pernah dianggap sebagai kader yang tidak banyak "berkeringat", tetapi mendulang elektabilitas tinggi.
Meski menjadi orang nomor satu di Jateng, Ganjar dinilai tak banyak terlibat dalam pemenangan PDI-P di Jawa Tengah saat pemilu.
Justru, ketika itu Puan yang ditunjuk sebagai tim pemenangan pemilu Jateng.
Belum lagi sindiran Puan pada Mei 2021 lalu yang menyebut kriteria capres yang akan diusung partainya bukan sosok yang hanya gemar tampil di media sosial.
Faktanya, Ganjar menjadi salah satu politikus yang sangat gencar berselancar di media sosial, dari Twitter sampai YouTube.
"Itu sebenarnya clue yang seakan-akan bahwa Puan merupakan salah satu orang yang masuk nominasi (capres PDI-P), sambil kemudian seakan-akan dia ingin mengkritik pihak lain yang selama ini hanya berselancar di media sosial," ucap Adi.
Merespons ini, Politikus PDI-P Andreas Hugo Pareira menilai, kriteria calon presiden yang disampaikan Puan memang mencerminkan keinginan partai.
Meski begitu, ia belum bisa memastikan sosok yang sesuai dengan kriteria tersebut dan akan diusung oleh PDI-P sebagai capres.
Andreas mengakui bahwa belakangan muncul sejumlah nama potensial capres dari PDI-P. Selain Puan, ada sosok Ganjar Pranowo.
Namun demikian, keputusan perihal nama capres ada di tangan Ketua Umum PDI-P.
"Tentu kemudian yang memutuskan adalah Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Andreas dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (3/2/2022).
Andreas pun memastikan bahwa partainya akan mengusung calon presiden yang betul-betul menjalankan ideologi partai. Namun, lagi-lagi ia tak menyebut sosok yang dimaksud.
"Saya kira bisa diterjemahkan bagaimana, saya kira terbuka untuk kita lihat," kata dia. [as/bay]