Persona.WahanaNews.co | Nama Chairul Tanjung kerap didengar orang sebagai sosok penting di balik kerajaan bisnis CT Corp. Berbagai anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, hingga CT Global Resources pun berada di bawah perusahaan konglomerasi miliknya.
Chairul Tanjung dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses Indonesia. Bahkan menurut Forbes, ayah dari Putri Tanjung ini diketahui memiliki total kekayaan mencapai US$ 4,2 miliar atau setara dengan Rp 59,5 triliun.
Baca Juga:
Saat Menjadi Buangan Politik, Sosok Ini Jadi Teman Setia Anwar Ibrahim
Namun, di balik kesuksesan yang berhasil diraihnya saat ini, tidak banyak yang tahu kalau perjalanan Chairul Tanjung meraih itu semua tentunya tidaklah mudah. Banyak rintangan, tantangan, dan kegagalan yang telah dilalui oleh mantan Menko Perekonomian ini.
Salah satunya yang dapat menjadi inspirasi adalah jerih payahnya dalam membiayai biaya pendidikan dengan menjalani sejumlah bisnis kecil-kecilan di usia muda.
Mengenyam bangku kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, siapa sangka jika nasib Chairul Tanjung justru berbeda 180 derajat dari jurusan yang dipilihnya tersebut, dan malah berakhir sebagai pengusaha sukses nasional. Terlebih jika melihat latar belakang keluarganya yang jauh dari kata kaya raya atau memiliki privilege khusus untuk mencapai itu semua.
Baca Juga:
CT Ungkap Gaya kepemimpinannya dalam Berbisnis 40 Tahun Terakhir
Bahkan, tak banyak yang tahu juga jika Chairul muda sempat merasakan tinggal di dalam sebuah losmen kecil yang sangat sempit akibat jatuhnya keadaan ekonomi keluarga.
Namun, berkat kepiawaian dan kegigihannya dalam merintis bisnis kecil-kecilan demi dapat membiayai kuliah sendiri kala itu, kesuksesan Chairul dalam berbisnis pun terus berlanjut hingga kini, dan ia berhasil memutar roda ekonomi keluarga.
Meskipun memang, menjadi pengusaha seperti sekarang sebenarnya bukanlah karena impian sejak lama, melainkan karena keadaan dan terpaksa harus mencari uang untuk kuliah.
“Jadi saya jadi pengusaha bukan karena pendidikan, bukan karena keturunan orang kaya. Jadi pengusaha karena terpaksa membiayai sekolah sendiri cari uang untuk kuliah,” paparnya saat menghadiri acara peluncuran bukunya pada tahun 2012 silam.
Lantas, seperti apa kisah perjalanan bisnis Chairul Tanjung di usia muda kala itu?
Rantai bisnis Chairul Tanjung di usia muda
Berangkat dari latar belakang keluarga kurang berada, Chairul Tanjung muda memang sempat merasakan pahit dan kerasnya kehidupan.
Berbagai usaha kecil-kecilan pun sempat ia jalani demi bisa membiayai kuliahnya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Fotokopi dan jual buku
Siapa yang menyangka jika ternyata seorang Chairul Tanjung pun pernah berjuang mencari pundi-pundi uang lewat bisnis fotokopi semasa dirinya di bangku perkuliahan.
Kondisi tersebut berawal dari kebiasaan para mahasiswa yang kala itu rata-rata harus mengeluarkan Rp 500 untuk fotokopi 20 lembar buku diktat praktikum dari dosen. Chairul pun melihat kondisi itu sebagai peluang emas untuk dirinya memulai bisnis kecil-kecilan.
Ia bekerja sama dengan temannya yang berani menawarkan harga fotokopi lebih rendah, yaitu Rp 150 per 20 lembar dan kemudian menjual buku diktat tersebut seharga Rp 300.
Ide bisnis kecil-kecilannya itu pun laris manis, bahkan ia sanggup menjual 100 buku diktat dan memperoleh keuntungan sebesar Rp 15 ribu. Dari situlah insting bisnisnya mulai muncul, dan kesempatannya untuk mendapatkan puluhan ribu atau bahkan sampai jutaan mulai terasa lebih mudah.
2. Toko peralatan kedokteran
Mulai menekuni dunia bisnis secara serius, Chairul Tanjung kemudian merintis untuk mendirikan toko yang menjual peralatan kedokteran dan laboratorium yang diketahui terletak di bilangan Senen, Jakarta Pusat.
Sayangnya, usaha tersebut mengalami kebangkrutan sehingga Ayah dari pengusaha muda, Putri Tanjung ini harus kembali mencari peluang untuk mengasah kepiawaian berbisnisnya.
Lelaki yang akrab disapa CT ini kemudian sempat juga mencoba bisnis kontraktor, tetapi bisnis tersebut kembali gagal. Meskipun begitu, semangatnya untuk terus berjuang dan maju tidak pernah surut.
3. Bisnis sepatu
Setelah menyelesaikan bangku perkuliahan di tahun 1987, Chairul Tanjung bersama dengan tiga orang temannya akhirnya mulai menekuni bisnis dengan mendirikan PT Pariarti Shindutama.
Berbekal modal awal sebesar Rp 150 juta, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk diekspor ke negara-negara Eropa.
Tanpa diduga, keberuntungan menghampirinya karena perusahaan yang didirikannya tersebut berhasil mendapat pesanan sepatu sebanyak 160 ribu pasang dari negara Italia.
Meskipun bisnis yang didirikannya kali ini lebih maju dibandingkan sebelum-sebelumnya, namun sayangnya karena perbedaan visi dan misi terkait ekspansi usaha, Chairul Tanjung pun akhirnya memilih mundur.
Setelah itu, ia pun memutuskan untuk mendirikan usahanya sendiri yang diberi nama Para Group yang membawahi beberapa sub-holding seperti Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti). Ia kemudian meresmikan perubahan nama Para Group menjadi CT Corp pada tanggal 1 Desember 2011.
Meskipun berasal dari latar belakang keluarga pas-pasan, tetapi hal tersebut rupanya tidak menjadi penghambat bagi sosok yang dijuluki sebagai Si Anak Singkong ini untuk meraih kesuksesan.
Berawal dari membuka bisnis kecil-kecilan untuk membiayai kuliahnya di Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia, kemudian mencoba berbagai sektor bisnis untuk mencari peruntungan, Chairul Tanjung pun kini telah berhasil bertransformasi sebagai salah satu pebisnis sukses Indonesia dengan nilai kekayaan yang luar biasa.
Dari kisah perjalanan Chairul Tanjung tersebut, semakin terbukti bahwasannya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini asalkan kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh. [qnt]