WahanaNews-Persona | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan pengalamannya ketika membangun Yayasan Del miliknya.
Cita-citanya saat itu, ingin berkontribusi memberikan sistem pendidikan untuk Indonesia yang lebih baik.
Baca Juga:
Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Luhut: Bandara Pertama yang Dibangun Tanpa APBN
Meski waktu itu pembangunan sekolah sampai politeknik yang tergabung dalam yayasannya itu, Luhut tidak lagi menjabat sebagai pejabat negara.
"Saya tiba-tiba nggak jadi pejabat lagi, jadi nobody lalu bangun ini. Jadi Tuhan itu kasih kau buat itu waktu kau tidak punya power," Luhut bertutur dalam unggahan akun Instagramnya, Senin (21/2/2022).
Bermula ketika dia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Singapura. Dimana saat terjadi krisis moneter pada tahun 1998 negara maju dari Asean itu banyak mendorong pembangunan infrastruktur dan perbaikan pendidikan.
Baca Juga:
Luhut Pandjaitan: Pabrik di Jakarta Dipasang Sensor Deteksi Gas Kurangi Polusi Udara
"Akhirnya waktu saya jadi Menperindag (Menteri Perindustrian dan Perdagangan) saya bikin sekolah kecil politeknik kaya di Singapura fokus pada bidang IT dan Biotech (rekayasa pertanian), karena selama di Singapura itu saya belajar walaupun hanya 7 bulan disana," jelasnya
Dia bercerita, tidak sedikit uang yang dibutuhkan untuk pembangunan sekolah berikut gedungnya, bahkan pembangunan juga dibantu pihak lain yang menyumbang. Namun ketika pembangunan berjalan, Luhut diberhentikan sebagai Menteri.
"Berat juga dan nangis juga. Kok saya baru bikin sesuatu yang baik kok kenapa gini. Belum ada 1,5 tahun saya udah kerjakan dengan hati. Dan ketika itu sudah terima mahasiswa 30 orang. Saya betul-betul terguncang waktu itu akhirnya ya saya jalaninlah," jelasnya.
Akhirnya teman yang dulu katanya pernah ia bantu ketika menjabat sebagai Menperindag, membantu dalam pembangunannya. Mulai dari penyediaan internet, pembangunan gedung dan lainnya.
"Ketika saya punya uang saat menjadi pengusaha dan advisor saya punya uang. Dan bangun sekolah itu. Saya dapat tambang batu bara saya janji setiap ton akan saya ber US$1, dan saya pernah produksi sampai 6 juta ton. Sehingga sekolah itu berkembang sampai sekarang sudah luasan 30 hektare," tuturnya. [as/rin]