WahanaNews-Persona | Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan kepala pertahanannya untuk menyiapkan "pasukan penangkal" nuklir dalam siaga tinggi pada Minggu (27/2/2022).
Putin menuduh pihak Barat mengambil langkah-langkah "tidak bersahabat" terhadap negaranya.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Ketegangan internasional sudah meningkat karena invasi Rusia ke Ukraina dan perintah Putin ini dianggap akan menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut.
Moskwa diketahui memiliki gudang senjata nuklir terbesar kedua di dunia dan sejumlah besar rudal balistik yang membentuk tulang punggung pasukan penangkal negara itu.
"Saya memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum angkatan bersenjata Rusia untuk menempatkan pasukan penangkal tentara Rusia ke dalam mode layanan tempur khusus," kata Putin.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
"Anda lihat bahwa negara-negara Barat bukan hanya tidak bersahabat dengan negara kita di bidang ekonomi, maksud saya sanksi tidak sah," tambahnya, dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Kantor berita AFP, Minggu (27/2/2022).
"Pejabat senior negara-negara NATO terkemuka juga memperbolehkan pernyataan agresif terhadap negara kita," imbuh Putin.
Mendengar perintah Putin, Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Kuzhugetovich Shoygu menjawab, "Ya!"
Presiden Rusia, sejak Kamis (24/2/2022), telah memerintahkan invasi ke Ukraina, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.
Pasukan darat Rusia telah menekan ke Ukraina dari utara, timur, dan selatan tetapi menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Ukraina, intensitas yang mungkin mengejutkan Moskwa, menurut sumber-sumber Barat.
Pihak berwenang Ukraina menggambarkan beberapa pasukan Rusia sebagai orang yang mengalami demoralisasi dan kelelahan, mengklaim bahwa lusinan tentara telah menyerah. [as/gun]