WahanaNews-Otomotif | Sejumlah agen pemegang merek (APM) kendaraan di Indonesia merespons rencana pemerintah yang akan menaikkan menaikkan harga bahan bakar subsidi Pertalite.
Direktur Marketing Toyota Astra Motor Anton Jimmi mengatakan kenaikan harga bahan bakar menjadi sesuatu hal yang sensitif khususnya para pengguna mobil pribadi. Kenaikan pun diyakini akan membuat fokus konsumen memilih produk kendaraan yang lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar.
Baca Juga:
Anggota Komisi VII DPR Dukung Pertamina Perluas Pendaftaran QR Code untuk Pertalite
"Mungkin akan terjadi pergeseran ke segmen kendaraan yang lebih irit [bahan bakar minyak]," kata Anton ditemui beberapa waktu lalu.
Ia pun berharap, kenaikan harga Pertalite nantinya tidak akan mengganggu pasar otomotif di dalam negeri.
Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya cukup optimistis pasar mobil baru di Tanah Air semakin baik tahun ini. Asosiasi ini memproyeksikan penjualan pada 2022 mencapai 900 ribu unit.
Baca Juga:
Ternyata Harga Asli BBM Pertalite Bukan Rp10.000 per Liter
"Makanya kita lihat dulu, karena faktornya banyak (tidak hanya bbm). Tapi mudah-mudahan dampaknya tidak terlalu besar," ucap Anton.
Secara terpisah, Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor bilang secara umum pasar otomotif tidak cuma bergantung dengan kenaikan harga bahan bakar. Hal lain juga bisa mempengaruhi naik dan turunnya industri tersebut.
"Secara umum, pasar otomotif itu tergantung pada faktor global seperti pasokan komponen yang masih belum stabil, dan makro ekonomi nasional seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi," ujar Billy.
Kendati demikian, Billy menjelaskan Honda akan terus memantau dampak ke depan dari isu kenaikan harga bahan bakar Pertalite di Indonesia.
"Kenaikan harga Pertalite memang berpotensi mengakibatkan kenaikan inflasi yang juga berpengaruh terhadap suku bunga pembelian kendaraan, dan kami akan terus memonitor dampak jika wacana kebijakan ini nantinya akan benar-benar ditetapkan," ungkap Billy.
Lebih lanjut, Intan Vidiasari, Deputy General Manager Marketing Communication & PR Division Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengaku tetap optimistis pasar otomotif nasional akan terus bertahan akibat harga Pertalite naik diprediksi Rp10 ribu.
Dari pengalaman kenaikan harga bahan bakar sebelumnya, pasar otomotif Mitsubishi tidak langsung terkoreksi. Sebab, dari kacamata Intan, mobil ataupun bahan bakar saat ini telah menjadi dua komponen utama dalam menunjang keseharian masyarakat.
"Goyang mungkin ada, tapi itu tidak lama. Dan kami melihat penurunan penjualan tidak pernah terjadi. Jadi ya balik lagi kendaraan dan bahan bakar menjadi kebutuhan buat masyarakat," ucap Intan. [afs]