WahanaInfrastruktur.com | Tower Baru AirNav Indonesia Cabang Banjarmasin resmi beroperasi secara penuh untuk memberikan pelayanan navigasi penerbangan di Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin dan ruang udara di sekitarnya. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana Banguningsih Pramesti pada Senin (21/3).
Pengoperasian Tower baru ini dilaksanakan setelah seluruh aspek kelayakannya diverifikasi oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub).
Baca Juga:
Bantuan Pendidikan Bagi Penghafal Al Quran Dari AirNav Palangka Raya
Tower baru yang dibangun sejak tahun 2018 ini menggantikan Tower lama yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Secara keseluruhan, fungsi Tower lama yang dibangun pada tahun 1971 dialihkan ke Tower baru dengan sejumlah pemutakhiran fasilitas dan teknologi.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penyesuaian terhadap master plan terminal baru Bandara Banjarmasin yang telah lebih dulu direalisasikan.
“Ini merupakan komitmen AirNav dalam rencana pembangunan jangka panjang, dimana kami akan selalu melakukan update fasilitas dan layanan agar dapat terus sejalan dengan perkembangan teknologi," ujar Polana.
Baca Juga:
Airnav Indonesia Memberikan Pelatihan Selama 5 Hari di Tapteng
Polana memaparkan bahwa Tower baru AirNav Banjarmasin ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya adalah peningkatan kualitas cakupan area pandang petugas Air Traffic Control (ATC) terhadap wilayah kerjanya, karena fungsi utama bangunan Tower di sebuah bandara adalah sebagai sarana yang digunakan oleh petugas ATC untuk dapat memantau pergerakan pesawat udara secara visual (kasat mata), baik untuk pesawat yang ada di darat maupun yang sedang mengudara di sekitar bandara.
Letaknya yang berada sejajar dengan titik tengah landasan pacu (runway) membuat petugas ATC dapat lebih mudah dalam mengamati pergerakan pesawat di semua bagian runway. Tinggi bangunan yang meningkat lebih dari 100% dibandingkan gedung Tower lama juga memberikan pandangan yang lebih luas kepada petugas ATC.
“Visibility di Tower Banjarmasin merupakan permasalahan yang dihadapi oleh petugas ATC kami sejak dulu. Posisi Tower lama yang berada sejajar dengan ujung runway 10 membuat mereka kesulitan memantau pergerakan pesawat di ujung runway 28”, terang Polana.