WahanaInfrastruktur.com | Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia yang diperingati setiap bulan Oktober menjadi momentum pembangunan dan penataan kawasan kumuh di Indonesia.
Program peningkatan kualitas permukiman kumuh yang menjadi percontohan salah satunya berada di Kelurahan Kelayan Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalsel, Ditjen Cipta Karya telah menyelesaikan penataan kawasan kumuh Kelayan Barat yang berada di sekitar Sungai Martapura dengan menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik, sekaligus menjadi destinasi wisata kebanggaan masyarakat Kota Banjarmasin. Permukiman Kelayan Barat masuk dalam kategori kawasan kumuh yang telah ditetapkan melalui SK Wali Kota Banjarmasin.
Kepala BPPW Kalsel Teuku Davis Hamid mengatakan penanganan kawasan Kelayan Barat dilakukan dengan pendekatan kolaboratif untuk mengurangi aspek kumuh di lokasi padat penduduk dalam rangka mengubah wajah kawasan dan membangkitkan peluang ekonomi yang selaras dengan permukiman layak huni.
Kawasan tersebut juga dilengkapi publik space atau taman Teluk Kalayan untuk mendorong kreativitas masyarakat dan menggairahkan semangat berolahraga.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
"Berdasarksn SK Walikota Banjarmasin terdapat 75 hektare kawasan kumuh. Dengan penanganan kawasan Kelayan Barat dapat tertangani 15,26 hektare," kata Teuku Davis Hamid.
Selaras dengan semangat Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia Tahun 2022 dengan tema Kolaborasi Pentahelix dalam Pembangunan Permukiman dan Perumahan Perkotaan menuju Nol Kumuh, penataan kawasan Kelayan Barat menjadi contoh yang baik kegiatan kolaborasi berbagai pihak, utamanya antara Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR dengan Pemerintah Kota Banjarmasin.
Program penataan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya ini juga teritegrasi dengan program Ditjen Perumahan melalui pembangunan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang populer dikenal sebagai bedah rumah untuk mengurangi jumlah rumah tidak layak huni (RTLH).